JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut, pembangunan infrastruktur di Indonesia dua kali lebih mahal dibandingkan dengan pembangunan infrastruktur negara tetangga.
Salah satu infrastruktur yang dibandingkan Prabowo yaitu proyek Light Rail Transit (LRT).
Namun, benarkah pembangunan LRT di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara lain?
Mengutip data yang diterima Kompas.com, anggaran pembangunan LRT Jabodebek yang dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahap pertama sepanjang 44,43 kilometer mencapai Rp 22,82 triliun. Nilai tersebut termasuk pajak pertambahan nilai (PPN) 10 persen.
Adapun LRT yang dibangun terdiri atas tiga relasi yakni Cawang-Cibubur, Cawang-Bekasi Timur dan Cawang-Kuningan-Dukuh Atas, dengan biaya Rp 513,79 miliar per kilometer.
Baca juga: Prabowo Anggap Infrastruktur Jokowi Lebih Mahal dari Luar Negeri
Direktur Operasional II Adhi Karya Pundjung Setya Brata menuturkan, biaya pembangunan LRT Jabodebek relatif lebih murah bila dibandingkan negara lain.
"Coba bandingkan dengan produk serupa, dengan yang lain mahal mana? Ini sudah termasuk semuanya, PPN, rolling stock dan fasilitas. Karena kami melakukan inovasi untuk mendapatkan harga yang lebih efisien, jadi kami berupaya keras," kata Pundjung saat paparan di Jakarta, Jumat (15/2/2019).
Salah satu inovasi yang dilakukan yaitu digunakannya teknologi U-Shaped Girder pada konstruksinya.
Selain memiliki bentuk yang lebih rendah dibandingkan konstruksi I/U Girder dan Box Girder, U-Shaped Girder diklaim memiliki biaya yang lebih murah.
Lantas bagaimana dengan biaya konstruksi LRT di negara lain?