Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Terlihat dari Luar Angkasa, Kotoran Hewan Telah Menyelimuti Bumi

7 Desember 2018   17:44 Diperbarui: 7 Desember 2018   17:47 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siapa yang kentut di luar angkasa? Peta ini menunjukkan seberapa parah paparan gas amonia di atmosfer kita berdasarkan berdasarkan data satelit 9 tahun. Tim ahli yang terlibat dalam penelitian menemukan ada 242 titik panas amonia (dikelilingi oleh lingkaran hitam) dan 178 zona emisi yang lebih luas (dibingkai oleh persegi panjang putih). Menurut mereka, sekitar dua pertiga dari titik-titik panas ini sebelumnya tidak diketahui.

Siapa yang kentut di luar angkasa? Peta ini menunjukkan seberapa parah paparan gas amonia di atmosfer kita berdasarkan berdasarkan data satelit 9 tahun. Tim ahli yang terlibat dalam penelitian menemukan ada 242 titik panas amonia (dikelilingi oleh lingkaran hitam) dan 178 zona emisi yang lebih luas (dibingkai oleh persegi panjang putih). Menurut mereka, sekitar dua pertiga dari titik-titik panas ini sebelumnya tidak diketahui.KOMPAS.com - Kotoran ternak mungkin bukan hal besar yang patut dipermasalahkan. Namun ternyata, hal yang kita remehkan ini bisa dilihat dari luar angkasa telah menyelimuti bumi.

Hal yang dilihat dari luar angkasa tentu bukan wujud kotoran hewan yang sesungguhnya, tetapi gas amonia yang dihasilkan oleh kotoran tersebut.

Gas amonia (NH3) adalah gas limbah tak berwarna yang terbentuk ketika nitrogen dan hidrogen menyatu. Gas ini ada di seluruh dunia, namun yang paling banyak muncul karena kotoran hewan, entah itu dari air seni atau tinja.

Saat kotoran hewan dalam jumlah banyak membusuk, misalnya di sebuah peternakan besar, gas amonia yang dilepaskan dapat bergabung dengan senyawa lain dan mencemari udara, air, dan tanah.

Paparan ini dapat menyebabkan penyakit paru-paru hingga kematian, gagal panen, dan kematian hewan massal.

Baca juga: Polusi Timbel di Bogor dan Tangerang Tinggi, Bagaimana Wilayah Lain?

Dengan melacak dan mengatur emisi amonia dapat membantu mencegah bahaya tersebut.

Dengan pemikiran itu, sebuah tim ilmuwan yang dipimpin para peneliti dari Université Libre de Bruxelles (ULB) di Belgia menggabungkan sembilan tahun data satelit untuk membuat peta paling komprehensif dari gas amonia di atmosfer.

Peta amonia yang dibuat tim ULB telah diterbitkan bersama laporannya dalam jurnal Nature yang terbit Rabu (5/12/2018).

Dalam makalah itu mereka mengungkap ada lebih dari 200 titik yang mengandung emisi amonia di seluruh dunia, dua pertiga di antaranya belum pernah diidentifikasi sebelumnya.

"Hasil kami menunjukkan bahwa hal ini perlu sepenuhnya meninjau kembali persediaan emisi amonia antropogenik dan memperhitungkan evolusinya dari waktu ke waktu," tulis para ahli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun