JAKARTA, KOMPAS.com - Markas Kepolisian Sektor Metro Penjaringan Jakarta Utara diserang oleh seorang pria tidak dikenal, Jumat (9/11/2018) dini hari kemarin.
Pria itu belakangan diketahui bernama Rohandi (31 tahun) yang nekat melakukan aksinya karena mengalami depresi. Dia juga berniat mengakhiri hidupnya dalam aksi tersebut.
Berikut fakta-fakta penyerangan Mapolsek Metro Penjaringan yang dirangkum Kompas.com
1. Penyerang Mengalami Depresi
Penyerang Mapolsek Metro Penjaringan Rohandi diketahui mengalami depresi akibat penyakitnya yang tidak kunjung sembuh.
Rohandi juga disebut merasa tertekan oleh kakak-kakaknya yang tinggal serumah dengannya karena tidak kunjung mendapat pekerjaan.
"Dia depresi, mau nikah batal, terus sakit juga, nggak kerja, sering dimarahin juga. Dia kakaknya ada tiga dan sering marahin dia," ujar Kapolsek Metro Penjaringan AKBP Rachmat Sumekar.
2. Penyerang Ingin Ditembak Mati Polisi
Rachmat menuturkan, Rohandi nekat menyerang Mapolsek Metro Penjaringan supaya mengakhiri hidupnya dengan cara ditembak mati polisi.
Rohandi diketahu merasa depresi namun tidak berani melakukan bunuh diri. Akhirnya, ia memutuskan menyerang kantor polisi dengan harapan polisi menembaknya mati.
"Belum ada (upaya bunuh diri), karena dia takut bunuh diri kemudian dia mengambil jalan pintas dengan menyerang polisi," kata Rachmat.
3. Penyerang Bukan Teroris
Polisi memastikan penyerangan yang dilakukan Rohandi tidak berkaitan dengan kelompok terorisme apapun. Rohandi juga dipastikan tidak terlibat dalam aktivitas terorisme.
Kesimpulan itu didapat polisi setelah Rohandi diinterogasi langsung oleh petugaa Detasemen Khusus 88 dan tempat tinggalnya digeledah.