“Kami ambruk kelalahan dan orang-orang yang berada di atas menolong kami, membasuh kami dengan air bersih meskipun rumah mereka telah roboh. Kami diberi baju,” ujar Desi.
Saat menemukan tanah keras itu, jam menunjukkan pukul 02.00 Witai. Ini berarti mereka telah berjuang dalam lumpur selama 8 jam. Mereka selamat dari petaka lumpur itu.
“Keesokan, saat lumpur mulai mengeras saya menyaksikan banyak orang yang tertimbun, ada yang terlihat hanya kepalanya, ada yang menyisakan tangannya, semua sedih. Ini bencana yang dahsyat,” ujar Desi.
Kini Desi dan keluarganya mengungsi di Petobo bagian atas, sebuah padang luas yang hanya ditumbuhi semak. Ayahnya yang tukang kayu membuat rumah panggung sederhana.
PT Jiwasraya, perusahaan asuransi BUMN, telah memberi bantuan.
Rumah kayu itu menjadi tempat tinggal sementara. Tidak jauh dari lokasi itu, berderet tenda-tenda pengungsi yang senasib dengan mereka.