Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

IHSG dalam Tren Melemah 3-6 Bulan ke Depan

21 Maret 2018   09:24 Diperbarui: 21 Maret 2018   10:37 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (19/2/2018).

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dalam tren bearish. Selama beberapa hari belakangan, IHSG ditutup melemah.

Pada perdagangan Selasa kemarin, (20/3/2018), indeks kembali ditutup turun 0,73 persen ke level 6.243,58. Tercatat net sell asing sebesar Rp 935,48 miliar.

Mengutip Kontan.co.id, Rabu (21/3/2018), Vice President Research and Analyst Valbury Sekuritas Indonesia Nico Omer Jonckheere menilai, arah gerak IHSG masih cenderung berat pada tahun ini. Dia masih melihat tren bearish pada pergerakan IHSG selanjutnya.

Saat ini, support terdekat indeks ada pada level 6.230. Apabila support tersebut ditembus, target selanjutnya di level 6.160, 6.080, dan 6.000. Target minimum koreksi mencapai 5.500. Support tersebut terhubung dengan line tren penurunan bursa dari 2008.

“Masih lumayan jauh. Ini jangka menengah beberapa bulan ke depan. Saya enggak bilang hari ini,” kata Nico di Jakarta, Selasa (20/3/2018).

Dia menambahkan, penurunan baru dimulai dan kemungkinan akan berlanjut dalam tiga hingga enam bulan ke depan. Pelemahan tersebut karena banyak faktor. Di antaranya yang paling kuat adalah kenaikan suku bunga acuan yang pasti membuat saham tidak bagus, karena meningkatkan cost of capital.

Selain itu, dia melihat ada pelemahan perekonomian ekonomi global. “Ini terjadi dari data-data belakangan ini yang mulai melemah di seluruh dunia. Paling mencolok contohnya adalah Korea Selatan, yang kuartal terakhirnya menunjukkan negatif dan ekspornya turun paling tajam dalam 25 tahun terakhir,” papar Nico.

Seiring dengan adanya potensi penurunan tersebut, dia melihat masih terdapat peluang rebound pada indeks. Bahkan, jika indeks turun cukup dalam, biasanya akan rebound juga cukup tinggi.

Saat ini dia melihat indeks juga sudah jenuh beli atau overbought. “Kalau bursa AS turun, IHSG juga turun. Kalau rebound maka akan rebound juga,” imbuhnya.

Di AS, indeks masih terancam turun. Sedangkan level puncaknya sudah tercapai. Sedangkan pada IHSG masih ada kemungkinan naik lagi. Dia memprediksi, IHSG bisa mencapai level 6.750. Lebih tinggi dari level sebelumnya, namun hanya naik tipis.

“Ini hanya kemungkinan secara teknikal dan tidak berdasarkan sentimen apapun. Perlu juga dicatat bahwa kemungkinan ini makin hari menjadi makin kecil,” kata Nico.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun