Einstein sering menyurat kepada anak-anaknya. Terutama si Bungsu Eduard ketika ia menganjak remaja. Dalam surat-suratnya, mereka sering membahas hal-hal yang serius mengenai dunia sains, khususnya psikologi. Eduard bercita-cita ingin menjadi seorang psikolog, dan Sigmund Freud adalah idolanya.
"Hidup itu seperti mengendarai sepeda. Untuk menjaga keseimbangan, kamu harus terus bergerak."
 Tulis Albert kepada Eduard dalam selembar surat di tahun 1930.
Mungkin itu adalah petanda tentang hubungan ayah dan anak ini. Di tahun 1933, Eduard divonis menderita Skizofrenia pada saat ia berusia 22 tahun.
"Itu sangat meyakinkan bagi Einstein."
Ujar Hanoch Gutfreund, penulis buku "Einstein on Einstein: Autobiographical and Scientific Reflections (2020)."
Tahun 1933 juga merupakan penjumpaan terakhir Albert Einstein dengan Eduard. Akibat dominasi Nazi yang mulai berkembang di Jerman, atas saran dari banyak orang, Albert kemudian pindah ke Amerika Serikat.
Sebelum berangkat, Albert mengunjungi Eduard di Swiss dan mereka tidak pernah bertemu lagi, hingga Eduard menghembuskan napas terakhir pada tahun 1965.
Hans Albert, Putra Kedua yang Apriori
Hans berkuliah di jurusan sipil, Institut Teknologi Federal Swiss. Ia lulus pada tahun 1926 dan mendapatkan gelar Doktor Ilmu Teknik pada tahun 1936.
Pada tahun 1938, Albert menyarankan Hans pindah ke Amerika Serikat dan melanjutkan studi di sana. Ia memperdalam ilmu tentang transportasi sedimen.