Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aku Trauma dengan Sang Merah Putih

23 Januari 2020   13:41 Diperbarui: 23 Januari 2020   18:27 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Nusantara News

Pembodohan karena tidak semua berita terekspos... Pembodohan atas fakta yang dijungkir-balikkan. Memori masa kecil sebagai anak yang bebas membaca majalah Bobo masih menetap di kepala. Majalah D&R (Detektif dan Romantika) yang berisikan berita pembunuhan, penipuan, dan perkosaan, hanya bisa dilirik dari jauh.

"Anak Setan yang membaca majalah itu." Ujar ibu saya, terhadap bacaan resmi kegemaran kakek saya sebelum tidur siang. Inikah Namanya Pembodohan karena tidak semua berita terekspos

"Apa itu perkosaan, ma?"

"Perkosaan itu kasih racun ke tubuh wanita." Jawab ibu saya yang jelas jelas adalah Pembodohan dengan memutar balik fakta.

Saya juga sering merasakan adanya bisik-bisik dari kedua orang tua saya, yang jelas ditujukan kepada saya. Sebagai anak penasaran yang bertanya, hanya dijawab dengan lirikan mata.

Sekarang saya baru menyadari bahwa ada beberapa ranah dewasa yang tidak perlu diketahui oleh anak anak. Selain tidak dapat membantu, juga akan menimbulkan kekhwatiran bagi anak anak. Kalaupun ada yang harus diketahui, toh, nanti akan diumumkan secara resmi melalui Dunia Dalam Berita.

Saya pun melakukan hal yang sama terhadap anak-anak saya. Bukan karena pesan orang tua, namun secara logika, saya tidak akan membebani anak saya dengan berita yang sulit dicerna apalagi yang bisa menimbulkan kesalahpahaman.

Sebagai orang tua, saya akan membereskan masalah ini dengan kepastian hukum yang berlaku untuk memastikan anak anakku hidup dengan damai dan Bahagia. Dan sekali lagi ini bukan PEMBODOHAN.

***

Beberapa tahun yang lalu, saya berjalan jalan ke Thailand, dan bertemu dengan seorang pemilik toko di daerah pecinan. Pemilik toko tersebut jelas sipit, putih, dan duduk dibelakang tempat sembahyang leluhur. He is Chinese, begitu kata saya dalam hati.

Bosan menunggu ibu yang sedang berbelanja, sayapun mengajak sang pemilik toko berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun