Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Denny Siregar Disinggung Isu Demokrat, Andi Malarangeng Turun Gunung

8 Februari 2021   07:58 Diperbarui: 8 Februari 2021   09:05 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: AFP PHOTO / BAY ISMOYO)

Tidak dipungkiri informasi di era media social, isu memang gampang sekali berkembang, ditambah jika dikembangkan oleh orang-orang yang dimedia social sendiri diikuti banyak orang sudah pasti informasi itu cepat berkembang.

Maka dari itu dalam isu kudeta demokrat sendiri, mungkinkah Buzer, Influencer, dan lain sebagainya profesi-profesi yang tersangkut media social sendiri ikut berpartisipasi?

Tentu saat ini dalam beropini menanggapi sesuatu yang sedang menjadi isu, saya kira tidak hanya bazer maupun influnencer yang dapat mempengaruhi public, selain itu majunya social media, semua orang juga dapat menggodogsuatu  opini .

Namun tidak dipungkiri dengan kekuatan pengikut yang besar, memungkinkah buzzer dan influncer sendirilah yang lebih efektif dalam mempengaruhi public?

Untuk itu terkait dengan Buzer dan Influencer, partai demokrat sendiri menuding bawasannya isu kudeta yang sedang dialami partai demokrat tidak lepas dari narasi-narasi buzzer, influncer dan akun-aku ternakan lainnya.

Kepala Balitbang DPP Partai Demokrat, Tomi Satryatomo mengatakan bahwa hal tersebut terlihat selama 7 hari kebelakang saat isu kudeta penggusuran Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari jabatan Ketua Umum bergejolak di publik.

Menurutnya, narasi yang terbangun di publik terkait isu tersebut kini sedang terbagi menjadi dua klaster, yakni pro terhadap Demokrat ataupun kontra terhadap partainya tersebut.

Menurutnya, buzzer tersebut membangun narasi yang bersifat doxing, hoax dan disinformasi dalam menjawab substansi isu yang berkembang di masyarakat tersebut.

Dalam hal ini, dia menyoroti misalnya tagar #BharataYudhaDemokrat tranding di medsos yang justru tak berkaitan dengan isu kudeta yang berkembang di masyarakat.

Dia menjelaskan, identifikasi tersebut dapat terlihat dari akun-akun anonim yang turut meramaikan isu untuk membuat tren di dunia maya.

Tomi membeberkan, tiga akun yang menjadi suara utama dalam mendistribusikan konten narasi kontra Demokrat itu didominasi oleh tiga akun yang mana satu bersifat anonim dan dua akun manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun