Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KAMI Organisasi Gatot, Alias Gagal Total?

12 Januari 2021   05:58 Diperbarui: 12 Januari 2021   07:54 1207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Kompas.com

"Tidak ada sesuatu yang tidak akan rapuh bila tidak dijaga dengan baik. Karena yang berat sendiri bukanlah membangun melainkan mempertahankan".

Mungkin itulah pertanyaan bersama dibalik hingar bingar kelahirannya, KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) yang kini mulai hilang di media ditelan zaman pasca UU Cipta Kerja disahkan pemerintah 5 Oktober 2020 lalu.

Maka tidak dipungkiri, pada saat kelahiran KAMI karena digawangi oleh tokoh-tokoh nasional seperti Achmad Yani, Rocky Gerung, Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Rochmad Wahab, Meutia Farida Hatta, MS Kaban, Said Didu, Refly Harun. Lalu terdapat nama Ichsanuddin Noorsy, Lieus Sungkharisma, dan Jumhur Hidayat, Abdullah Hehamahua, hingga Amien Rais.

Banyak pihak yang menggadang-gadang KAMI akan menjadi kelompok baru yang diperhitungkan dikancah politik nasional, tentu menjadi kekuatan politik diluar pemerintahan Jokowi.

Bukan apa kelahiran dari KAMI sendiri merespon bagiamana oposisi pemerintah Jokowi yang semakin sedikit jumlahnya dikala Partai Gerindra masuk di gerbong pemerintah Jokowi.

Perlu diketahui tokoh-tokoh yang membangun KAMI sendiri mayorotas adalah orang-orang yang mendukung Prabowo Subianto di pilpres 2019.

Peneliti politik dari Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati menilai KAMI bisa mengubah wajah oposisi ekstra parlementer di Indonesia.

Menurut Wasis, selama ini tokoh-tokoh yang tergabung dalam KAMI mengkritik jalannya pemerintahan Jokowi secara personal. Kini, dengan terbentuknya KAMI, kritik para tokoh-tokoh tersebut kepada pemerintahan Jokowi akan lebih lantang dan terkonsolidasi dengan baik..

Selian itu tokoh KAMI juga memiliki "Jati Diri" yang memuat tentang KAMI sebagai gerakan moral rakyat, bergerak untuk melakukan pengawasan sosial, kritik, koreksi, dan meluruskan kiblat negara dari penyimpangan dan penyelewengan.

Namun dengan sepinya KAMI dipemberitaan media akhir-akhir ini, begitu juga kekeritisannya yang semakin hilang pasca UU Cipta Kerja, mungkinkah KAMI "benar" menjadi organisasi yang "Gatot" Alias Gagal Total?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun