Lama memang tidak terdengar kabar intens dari Gatot Nurmantyo di media saat ini pasca isu UU cipta kerja, deklarasi KAMI, dan G30S.
Pada kenyataannya isu-isu media kini, semua terfokus pada gerakan Rizieq Shihab dan FPI. Maka dari itu oleh poling CNN Indonesia yang dilakukan di medsosnya.
Rizieq Shihab dinobatkan sebagai news maker 2020 karena memang pemberitaan media terfokus pada tokoh Rizieq Shihab.
Untuk itu, isu Rizieq Shihab justru meminggirkan pemberitaan tokoh-tokoh nasional lain seperti Gatot Nurmantyo dan sebagainya.
Maka dari itu dengan berita kemunculan Gatot Nurmantyo di media menjadi catatan khusus bagi saya yang sudah jarang melihat Gatot Nurmantyo dipemberitaan media nasional pasca ketiga isu tersebut yakni UU cipta kerja, meklarasi KAMI, dan G30S.
Oleh sebab itu Gatot Nurmantyo yang juga di isukan akan nyapres 2024, jika benar saya kira namanya harus tetap menyala sebagai alternative tokoh politik nasional diberbagai media.
Tidak lain supaya banyak alternative figur, dimana figure politik tidak hanya di dominasi orang-oramg itu-itu saja.
Sebab media sendiri bagi figure politik dalam demokrasi, dapat juga untuk pencitraan figure tersebut, dimana nantinya menjadi pertimbangan dalam pemilihan calon pejabat public oleh masyarakat.
"Saya berpendapat semakin banyak figure politik dalam demokrasi, disitulah membuat demokrasi sehat, bawasannya rakyat leluasa memilih figure yang cocok dengan pemikirannya".
Tetapi tidak dapat ditampik, figure politik dalam pemeberitaannya juga tidak dapat konsisten terus dapat tampil dimedia.
Dalam politik juga ada isu-isu, dimana di isu tersebut tidak dapat menonjolkan semua figure politik seperti Gatot Nurmantyo.