Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penghargaan untuk Politikus: Siasat dan Merapat

12 Agustus 2020   12:02 Diperbarui: 14 Agustus 2020   22:56 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: riauonline.co.id

Namun kepopuleran di media membuat nama mereka semakin melejit berkat sering menjadi bintang tamu acara talk show, sebut saja "mata nadjwa" dan lain sebagainya.

Oleh karena itu dengan diberikannya penghargaan yang tinggi oleh Negara kepada duo "F" terebut bernama pengharaan "Bintang Mahaputra Nararya", sontak secara otomatis mendapat pro-krontra yang sangat keras dari masyarakat.

Dimasa kepemimpinannya DPR periode 2014-2019 banyak memuat kontroversi yang tidak etis dilakukan oleh pimpinan atau elit DPR diantaranya adalah adanya pimpinan DPR tandingan, dana pension seumur hidup bagi DPR, wacana renovasi kompleks parlemen, dana aspirasi dan kenaikan tujangan yang kesemuanya merupakan perjuangan untuk diri mereka sendiri "anggota DPR" buka memperjuangkan hak-hak rakyat.

Maka dari itu minim sekali prestasi yang dilakukan saat menjabat wakil ketua DPR periode 2014-2019 adalah dasar publik mempertanyakan penghargaan itu terhadap duo "F" tersebut yang kebanyakan  pendapat masyarakat ada indikasi politis memberikan penghargaan tersebut kepada Fahri Hamzah dan Fadli Zon.

Suara masyarakat mepertanyakan penghargaan tersebut : dari pemerintah ingin meredam krirtik mereka berdua Fahri Hamzah dan Fadli Zon, hingga mengandeng masuk dalam pemerintahan menyusul Prabowo Subianto yang kini telah menjadi mentri pertahanan di era pemerintahan jokowi.

Saya Menilai Pengharaan itu Politis

Mengapa pemerintah memberikan  "Bintang Mahaputra Nararya", saya sebut penghargaan itu politis kepada Fahri Hamzah dan Fadli Zon. 

Sebab tidak ada prestasi yang benar-benar dapat dibanggakan mereka berdua. Perkara bakti kepada Negara adalah kerja yang dibayar dari uang rakyat. Tidak perlu berlebihan dihargai sebagai pejabat Negara yang sudah pension tetapi tanpa prestasi.

Sebab rakyat sendiri saat ini yang menggaji mereka "pejabat Negara" ketika terkena PHK dan sebagainya sangat sengsara dimana tidak ada uang pensiun dan sebagainya. 

Rata-rata di Indonesai 50 % adalah karyawan outsorcing yang tidak banyak penghargaan apa-apa dalam bekerja. Berbeda dengan DPR yang menuntut ini itu dan sudah dapat hidup istimewa dengan tunjangan dan fasilitas-fasilitas yang diberikan Negara.

Maka sunguh tidak pantas anggota DPR siapa pun dan dimasa kapan pun jabatanya tanpa prestasi dianugrahi penghargaan, apa lagi penghargaan bergengsi Negara "Bintang Mahaputra Nararya". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun