Langkahmu bergegas menjauhi pintu. Membiarkan mulutku menelan bisu. Kau tak pernah tahu, baru saja sepasang mataku kehilangan kupu-kupu. Dirimu.
"Pilih bunga atau kupu-kupu?"
Kau kembali dan menagih tanya. Bukan berbagi cerita. Bagiku, hidup adalah jejak rahasia dari sebuah pilihan. Kau pun tahu muara semua jawaban. Aku memilihmu.
"Tapi hidup kupu-kupu..."
Aku mengingat kalimatmu, yang menemani lalu waktuku. Tak usai. Tak pernah selesai.