Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Manchester United, Berpacu dalam Mediokrasi

23 Desember 2023   23:53 Diperbarui: 24 Desember 2023   00:10 204 5
Bicara soal performa Manchester United musim 2023-2024, sudah banyak yang menyebut, tim dari kota Manchester ini tampil jeblok. Dalam empat laga terakhir, Alejandro Garnacho dkk mencatat satu hasil imbang dan tiga kekalahan tanpa mencetak gol.

Dalam laga terakhir Setan Merah di Liga Inggris, Sabtu (23/12) lalu, catatan minor ini masih berlanjut. Menghadapi tuan rumah West Ham, mereka takluk 0-2.

Secara permainan, tim asuhan Erik Ten Hag sebenarnya mampu memegang kendali. Performa ini menjadi kejutan lain, setelah sebelumnya menerapkan taktik pertahanan gerendel saat menahan imbang Liverpool tanpa gol di Anfield.

Tapi, kontrol permainan Bruno Fernandes dkk di markas West Ham menjadi mubazir, karena gagal mencetak gol lagi. Malah, gol-gol dari Jarrod Bowen dan Mohammed Kudus di babak kedua mampu membuat United tumbang 0-2. Sebuah hasil yang agak memalukan, karena terjadi setelah muncul euforia pasca membendung Liverpool di Anfield.

Apa boleh buat, hasil ini membuat Setan Merah turun ke papan tengah klasemen sementara Liga Inggris. Ini memang bukan hasil negatif pertama dalam semusim, karena sudah berkali-kali terjadi.

Tapi rentetan hasil negatif, khususnya di bulan Desember 2023 menjadi sebuah indikasi, The Red Devils mulai berada pada level medioker.

Istilah ini mungkin terdengar kasar, tapi catatan 1 hasil imbang, 1 kemenangan dan empat kekalahan sepanjang Desember menjadi bukti. Catatan ini diperparah dengan fakta tim ini hanya mampu mencetak dua gol dalam 6 pertandingan.

Ironisnya, ini terjadi setelah Erik Ten Hag terpilih sebagai Pelatih Terbaik Liga Inggris bulan November, bersama Harry Maguire (Pemain Terbaik Liga Inggris Bulan November) dan Alejandro Garnacho (Pencetak Gol Terbaik Liga Inggris Bulan November).

Dari kekalahan 0-2 atas West Ham dan performa minor tim di bulan Desember, mediokrasi itu terlihat nyata. Untuk ukuran sebuah klub besar, ini agak memalukan, karena pujian sedikit saja bisa merusak performa tim di laga berikutnya.

Fenomena ini sudah cukup sering terjadi sejak era Sir Alex Ferguson tamat. Terlepas dari banyaknya pemain yang cedera dan tampil tidak maksimal, tumbuhnya mentalitas medioker dalam tim adalah satu penyebab mendasar, disamping manajemen klub yang tidak beres.

Mediokrasi ini antara lain terlihat, dari efektivitas transfer klub yang masih tertinggal. Padahal, kinerja keuangan klub relatif tak ada masalah berarti.

Bayangkan, mereka bisa tanpa ragu menggelontorkan dana transfer sampai ratusan juta pounds, hanya untuk mendatangkan pemain seperti Rasmus Hojlund yang masih melempem di liga, dan Andre Onana, kiper yang justru lebih produktif mencetak meme jenaka di media sosial ketimbang mencatat "clean sheet".

Kalau masalah ini tak disadari Manchunian dan manajemen klub, ganti pelatih berkali-kali pun percuma. Malah, keputusan gabung ke Old Trafford akan terasa horor buat pelatih top sekalipun, karena beresiko merusak CV kepelatihan mereka.

Pelatih kenyang prestasi seperti Jose Mourinho dan Louis Van Gaal saja dianggap gagal. Apalagi yang lain.

Klub memang masih punya popularitas global, tapi kualitas aktual timnya tak sehebat dulu lagi.

Jadi, kalau ekspektasi yang ada masih terlalu tinggi, dan permasalahan yang ada tak disadari betul, rasanya tinggal menunggu waktu saja, untuk melihat Manchester United turun kelas ke papan tengah, bahkan bisa lebih parah lagi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun