Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Awalan Rumit Liverpool

16 Agustus 2022   08:59 Diperbarui: 16 Agustus 2022   09:01 217 2
Rumit. Inilah satu kata yang tepat, untuk menggambarkan bagaimana kiprah Liverpool di dua laga awal Liga Inggris musim ini.

Secara hasil akhir, tim asuhan Juergen Klopp ini memang belum mengalami kekalahan. Masalahnya, mereka belum pernah menang.

Setelah bermain imbang 2-2 di kandang Fulham di pekan perdana, hasil imbang kembali didapat setelah bermain 1-1 saat menjamu Crystal Palace, Selasa (16/8, dinihari WIB).

Hasil ini didapat, setelah gol serangan balik cepat Wilfred Zaha di babak pertama mampu dibalas Luis Diaz lewat aksi individu memukau di babak kedua. Si Merah bahkan sebenarnya cukup beruntung, karena di sebagian besar ba

Secara permainan, Liverpool memang mampu mendominasi penguasaan bola dan membuat peluang. Sayang, mereka kesulitan membongkar barikade pertahanan rapat anak didik Patrick Vieira yang tampil disiplin.

Di sini, The Reds tampak kehilangan sentuhan kreativitas di lini tengah. Harvey Elliott yang turun menggantikan Thiago Alcantara yang cedera memang menampilkan etos kerja bagus, tapi kualitas visi bermainnya belum sebanding dengan Thiago.

Dalam hal visi bermain dan kreativitas, pemain asal Spanyol itu memang salah satu yang terbaik, tapi masalah cedera kambuhan membuatnya seperti pedang bermata dua buat The Reds.

Masalah di area dapur serangan memang sudah cukup pelik, karena Alex Oxlade-Chamberlain dan Naby Keita juga berhalangan tampil.

Sementara itu, lini depan yang diisi trio Mohamed Salah-Luis Diaz-Darwin Nunez justru menampilkan dua wajah secara paradoksal. Dua wajah itu hadir lewat sosok Luis Diaz dan Darwin Nunez.

Diaz, dengan aksi individu, determinasi dan golnya menunjukkan, dirinya bisa menjadi pengganti sepadan Sadio Mane di sisi kiri. Sementara itu, Nunez yang sebenarnya tampil cukup baik, dengan beberapa kali membuat peluang, justru menegaskan, kenapa klub cenderung masih berhati-hati padanya.

Secara permainan, pemain asal Uruguay itu memang tampak mulai terbiasa dengan tim barunya. Tapi, mentalnya tampak belum sepenuhnya terbiasa dengan gaya main di Liga Inggris.

Terbukti, debutnya di Anfield hanya berlangsung tak sampai satu jam, setelah Nunez dikartu merah wasit. Penyebabnya, pemain nomor punggung 27 ini termakan provokasi Joachim Andersen dan menanduk pemain Crystal Palace, yang juga dikartu kuning wasit karena aksinya.

Jelas, masa pramusim yang agak toksik masih mengganggu fokus eks pemain Benfica itu. Apesnya, masalah ini justru datang saat debut sebagai starter, setelah sebelumnya dua kali tampil bagus sebagai pemain pengganti.

Di sisi lain, insiden ini juga mempertegas kemiripan dirinya dengan Edinson Cavani, senior yang juga idolanya di Timnas Uruguay. Bukan hanya dari postur tubuh atau gaya rambut, tapi juga dari sisi temperamen di lapangan.

Inilah PR yang sudah menanti The Reds, untuk membuat penyerang Nunez bisa bersinar terang. Mungkin, mereka bisa minta bantuan Luis Suarez, senior yang juga rekan setim Nunez di Timnas Uruguay.

Kebetulan, El Pistolero juga pernah bermain di Liverpool, bahkan meraih gelar top skor Liga Inggris. Jadi, ada gambaran relevan untuk sang junior.

Di lini belakang, skema pertahanan garis tinggi yang mereka peragakan masih tampak rawan terekspos, terutama oleh tim yang lihai melakukan serangan balik cepat. Jebakan offside yang coba disusun juga beberapa kali rawan jebol.

Virgil Van Dijk memang masih dalam kondisi oke. Tapi, tandemnya tidak. Joel Matip absen di pertandingan melawan Crystal Palace, Ibrahima Konate masih cedera, Joe Gomez dan Nat Philips juga tampak belum terbiasa dengan ritme di lapangan.

Dengan situasi serumit ini, Juergen Klopp jelas perlu segera memperbaiki situasi, entah dengan menambah personel baru di lini tengah, atau yang melakukan evaluasi terhadap performa tim.

Kebetulan, setelah ini The Kop akan bertandang ke Old Trafford, menghadapi Manchester United, rival bebuyutan yang sedang limbung.

Jika mampu meraih hasil positif, dan meningkatkan performa setelahnya, mungkin harapan untuk bersaing masih ada. Jika tidak, jangankan bersaing ketat lagi di pacuan gelar, bersaing di empat besar saja akan kewalahan.

Mampukah Liverpool mengatasi situasi sulit?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun