Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Drama Belanja Barca Vs Chelsea

26 Juli 2022   00:30 Diperbarui: 26 Juli 2022   00:30 188 5
Dalam bursa satu transfer, hubungan transaksional antara sebuah klub dan klub lain merupakan suatu hal biasa. Diluar itu, kadang terjadi perebutan, karena kebetulan mengincar pemain yang sama.

Tapi, apa yang ditampilkan Barcelona dan Chelsea di bursa transfer musim panas 2022 menjadi satu fenomena unik. Kedua tim terlibat persaingan dalam beberapa transfer sekaligus, dengan kondisi keuangan cukup bertolak belakang.

Chelsea punya kondisi finansial cukup sehat, hasil warisan era Roman Abramovich, sementara The Catalans masih terlilit hutang menumpuk, warisan era kepemimpinan Josep Maria Bartomeu.

Satu-satunya alasan mengapa rival bebuyutan Real Madrid ini bisa sibuk berbelanja pemain baru adalah, kecerdikan manajemen klub pimpinan presiden Joan Laporta dalam melakukan restrukturisasi gaji dan menghimpun suntikan dana dari penjualan persentase hak siar, merchandise, dan sponsorship.

Kisah unik kedua tim sebenarnya sudah hadir sejak paruh kedua musim lalu. Tepatnya, ketika Chelsea sedang limbung akibat proses pergantian pemilik klub yang cukup mendadak dan rumit, imbas aksi militer Rusia di Ukraina.

Akibatnya, Si Biru tak bisa memperpanjang kontrak pemain, sampai proses ini tuntas. Situasi ini lalu dimanfaatkan Barca untuk mendekati Andreas Christensen yang memasuki masa akhir kontrak di London, seperti halnya yang dilakukan Real Madrid pada Antonio Rudiger.

Selain bek asal Denmark itu, Blaugrana juga membidik Marcos Alonso dan Cesar Azpilicueta, duo bek sayap senior asal Spanyol, yang juga masuk masa akhir kontrak. Dari ketiganya, hanya Christensen yang akhirnya mendarat di Catalan secara gratis, sementara dua nama lainnya masih belum menemui kata sepakat.

Apesnya, Chelsea yang sempat memonitor situasi Ousmane Dembele gagal mengamankan tenaga pemain asal Prancis itu. Penyebabnya, Barca sukses memperpanjang kontrak sang pemain sampai tahun 2024.

Di bursa transfer musim panas, kedua klub juga bersaing langsung dalam saga transfer yang melibatkan Kalidou Koulibaly, Robert Lewandowski, Raphinha, dan Jules Kounde.

Keempatnya memang menjadi prioritas untuk menambal lini depan dan belakang masing-masing tim. Hanya saja, hasil akhirnya cukup beragam.

Koulibaly merapat ke Chelsea dengan ongkos 40 juta euro, sesuai harga transfer yang diminta Napoli. Lewandowski ditebus Blaugrana dari Bayern Munich dengan total ongkos 50 juta euro, meski The Blues sempat membidiknya sebagai pengganti Romelu Lukaku di pos ujung tombak.

Sedikit drama terjadi pada transfer Raphinha dan Jules Kounde, karena kedua klub saling tikung dengan strategi masing-masing.

Barcelona memanfaatkan koneksi dengan Deco (agen Raphinha yang juga eks pemain Barca) sementara Chelsea memanfaatkan kondisi keuangan yang cukup sehat, ditambah suntikan dana segar dari konsorsium pimpinan Todd Boehly, pemilik baru mereka.

Hasilnya, pemain Timnas Brasil itu mendarat di Nou Camp setelah ditebus dengan ongkos total 65 juta euro, yang dibayarkan lewat skema cicilan. Belakangan, diketahui kalau kedua kubu sudah menjalin kesepakatan personal, sebelum transfer terjadi.

Meski gagal memboyong Raphinha, pemain bertipikal mirip sudah lebih dulu diamankan The Londoners, setelah Raheem Sterling resmi diboyong dari Manchester City dengan ongkos 45 juta pounds.

Sementara itu, duel cukup ketat terjadi juga dalam upaya menggaet Jules Kounde dari Sevilla. Chelsea memandang bek Timnas Prancis itu sebagai pengganti ideal Antonio Rudiger, yang hengkang secara gratis ke Real Madrid.

Sementara itu, Azulgrana melihat Kounde sebagai solusi memperkuat pos bek tengah. Masalahnya, kondisi keuangan yang belum stabil membuat posisi mereka kurang menguntungkan.

Meski disebut menyelipkan nama Memphis Depay sebagai bagian dari paket transfer, kesediaan The Blues menuruti harga 65 juta euro yang diminta Sevilla membuat tim asuhan Xavi Hernandez terancam gigit jari. Alhasil, nama-nama seperti Pau Torres (Villarreal) dan Inigo Martinez (Athletic Bilbao) muncul sebagai target alternatif.

Meski terlihat tak biasa, kita bisa melihat, kedua tim memiliki prioritas hampir sama dalam belanja pemain, dan ingin coba meraih prestasi lebih baik di musim baru, setelah menjalani musim lalu yang penuh turbulensi.

Menarik ditunggu, bagaimana hasil pembenahan kedua tim di musim baru, setelah menjalani drama "saling incar dan saling tikung" yang cukup unik di bursa transfer.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun