Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

SIDDHARTA GAUTAMA KETURUNAN SULAIMAN DAN RATU BALQIS

29 Oktober 2013   10:30 Diperbarui: 4 April 2017   17:51 41262 1
Tulisan ini menyambung judul "Benar Negeri Saba' Berada di Indonesia" yang saya tulis beberapa bulan yang lalu. Pada tulisan sebelumnya, saya menyinggung bahwa Borobudur adalah peninggalan Ratu Balqis istri Sulaiman AS. Kemudian saya juga sempat melontarkan opini bahwa Budha berasal dari Indonesia, bukan dari China maupun India.

Nabi Sulaiman AS lahir sekitar tahun 975-935 SM, sedangkan Sidharta Gautama lahir pada tahun 623 SM. Tampak ada korelasi antara Sulaiman AS dan Ratu Balqis yang kemudian berketurunan hingga melahirkan keturunan-keturunan Nabi hingga kepada Nabi Akhir Zaman yaitu Muhammad  SAW. Keturunan Nabi sulaiman AS dan Ratu Balqis yang bernama Nabi Zulkifli diduga kuat adalah Sidharta Gautama. Zulkifli adalah seorang guru yang memiliki kesabaran tingkat tinggi. Dalam bahasa Arab Zulkifli sendiri berarti “orang yg berasal dari Kifl”. Sedangkan Kifl itu sendiri, menurut Kalam Azad, merupakan nama Arab untuk Kapila (singkatan dari Kapilavastu).

Pada akhir abad ketujuh S.M. (tahun 623 S.M.), lahirlah seorang yang bernama Siddhartha Gautama di bandar Kapilavastu/Kapilavathu (Kapil, lidah Arab menyebut Kafil @ Kafli). Siddhartha Gautama merupakan putera Raja Suddhodana dan Permaisuri Maha Maya. Raja Suddhodana berasal dari keturunan suku kaum Sakyas, dari keluarga kesastrian dan memerintah Sakyas berdekatan negeri Nepal. Adapun Permaisuri Maha Maya sendiri adalah puteri  Raja Anjana yang memerintah kaum Koliya di bandar Devadaha.

Dalam agama Buddha, kata Buddha bermakna ‘seorang yang bijaksana’ atau ‘dia yang mendapat petunjuk’. Istilah ini digunakan dengan makna ‘nabi’. Gautama Buddha pernah menceritakan kedatangan seorang Antim Buddha. Perkataan Antim bermaksud ‘yang terakhir’ dan Antim Buddha bermaksud ‘nabi yang terakhir’ (Antim terakhir yang dimaksudkan ialah Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul terakhir). Pada saat kematian Gautama Buddha, beliau memberitahu perkara ini kepada pengikut setianya bernama Ananda.

Makna “Nabi” dalam bahasa Arab (berasal dari kata naba yang berarti “dari tempat yang tinggi”; karena itu orang ‘yang di tempat tinggi’ dapat melihat tempat yang jauh). Nabi dalam bahasa Arab sinonim dengan kata Buddha sebagaimana yang difahami oleh para penganut Buddha. Sinonimnya pengertian ini dapat diringkaskan sebagai “Seorang yang diberi petunjuk oleh Tuhan sehingga mendapat kebijaksanaan yang tinggi menggunung”.

Pertanyaannya adalah bagaimana korelasi antara Borobudur dengan kelahiran Sidharta Gautama yang kemudian terkenal berasal dari India? Nah, itulah yang saat ini saya belum sanggup menjawabnya.

Dari sisi kemungkinan, pertama adalah bahwa Nabi Sulaiman wafat di Borobudur saat mengawasi prajuritnya yang berasal dari jin dan manusia. Kedua, setelah menikah Ratu Balqis bersama anaknya tinggal di Jawa yang kemudian berketurunan Sidharta Gautama (Zulkifli). Ketiga, Salah satu keturunan Sulaiman AS berpindah tempat ke daerah India untuk berdakwah hingga berketurunan Sidharta Gautama (Zulkifli).
Benarkah Buddha itu disebut dalam Al-Qur’an? Sebenarnya tidak ada kata-kata “Buddha” dalam Al-Qur’an, namun menurut Dr. Alexander Berzin bahawa terdapat catatan para sejarawan dan peneliti yang mengaitkan beberapa ayat Al-Qur’an dengan Sang Buddha, yaitu pada ayat;

“Demi (buah) Tin (fig) dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman, sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?”(At-Tin 95 : 1)

Beliau menjelaskan bahwa buah Zaitun melambangkan Jerusalem, Isa a.s. (Jesus, Kristian). Bukit Sinai melambangkan Musa a.s. dan Yahudi. Kota Mekah pula menunjukkan Islam dan Muhammad SAW. Sedangkan pohon Tin melambangkan apa?

Tin (fig) = Pohon Bodhi

Pohon Bodhi adalah tempat Buddha mencapai Pencerahan Sempurna. Al-Qasimi di dalam tafsirnya berpendapat bahawa sumpah Allah SWT dengan buah tin yang dimaksud adalah pohon Bodhi. Prof. Hamidullah juga berpendapat sama dengan al-Qasimi bahawa perumpamaan pohon (buah) tin (fig) di dalam Al-Qur’an ini menunjukkan Buddha itu sendiri, maka dari sinilah mengapa sebagian ilmuan Islam meyakini bahawa Buddha telah diakui sebagai nabi di dalam agama Islam.

Sedangkan Hamid Abdul Qadir, seorang sejarawan abad ke-20 mengatakan dalam bukunya Buddha Yang Agung: Riwayat dan Ajarannya (Arab: Budha al-Akbar Hayatuh wa Falsaftuh), menjelaskan bahawa Buddha adalah nabi Dhul-Kifl, yang bererti “ia yang berasal dari Kifl”. Nabi Dhul-Kifl @ Zulkifli disebutkan 2 kali dalam Al-Qur’an:

“Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli (Dhul Kifl). Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar.” (Al-Anbiya’ 21: 85).

“Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, dan Dzulkifli (Dhul Kifl). Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik.” (Shad 38 : 48).

Belum dapat dipastikan bahwa Zulkifli itu Buddha, dan belum bisa dipastikan pula bahwa Siddharta Gautama itu merupakan keturunan dari Sulaiman AS dan Ratu Balqis. Ini adalah ilmu otak atik gathuk yang kemungkinan besar memang salah dan ada sedikit kemungkinan kebenarannya. Hanya Allah SWT Yang Maha Mengetahui.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun