Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Vertigo

2 Januari 2015   15:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:58 69 0
Apa sih vertigo itu?

Bangun tidur dengan keadaan tubuh yang masih cukup lemas, saya mencari tahu tetang vertigo. Dari bertanya pada teman dan mencari informasi dari internet. Semalam, sekitar pukul dua puluh saya pergi ke rumah kost lama untuk mengambil naskah dari sebuah penerbit yang dikembalikan ke saya.

Lama tidak berkunjung ke rumah kost lama, lantas setelah mengambil berkas naskah saya tidak langsung pulang ke rumah kost baru. Saya berbincang dengan Bapak Alex (Anak ibu kost lama). Perbincangan saya dan Pak Alex membahas tetang almarhum anaknya Ayong yang meninggal pada tanggal 24 Juli 2014 kemarin saat menjalani pelatihan angkatan udara di Adi Sumarmo Solo.

Sembari mengenang sosok Ayong yang sudah sangat dekat dengan saya dan sudah seperti adik sendiri bagi saya tentu saja saya merasa sangat kehilangan. Hampir setiap pagi ketika dia berolahraga, kita sering lari pagi atau lari sore bersama-sama di komplek Depsos-Bekasi timur. Kita sering bercanda dan lain sebagainya. Bahkan tidak jarang dia sering mencurahkan hatinya.

Saya masih ingat ucapannya, "Mbak saat seleksi kemarin gue boleh gagal, tapi seleksi tahun depan lihat ya mbak pasti gue nerhasil dan pulang membawa seragam AURI." lanjutnya, "Gue akan membuat mama dan papa bangga mbak."

Terlalu janggal memang kalau saya perhatikan. Tahun 2013 saat mengikuti seleksi di Subang, Ayong mendapat nomer 24 namun gagal dan di tahun 2014 saat mengikuti seleksi lagi di Halim Ayong juga mendapat nomer 24. Lalu sebelum pergi ke Solo untuk melakukan pelatihan, sosok Ayong remaja yang baik dan santun meminta pada papanya untuk diantarkan berkeliling rumah tetangganya di komplek AURI. Dia lantas pamit ke semua tetangga-tetangganya dan meminta maaf. Dan pada hari kamis dia pun berangkat ke Solo yang ternyata semua itu menjadi tanda hari dan tanggal kematiannya, yaitu hari kamis tanggal 24.

Mengenang sosok Ayong bersama papanya, tiba-tiba pandangan saya menjadi kabur dan gelap, kepala saya pusing tujuh keliling dan ingin sekali buang air juga mual dan muntah. Tubuh saya tidak seimbang, badan juga terasa panas dingin dan benar-benar lemah. Saya merintih kesakitan. Tapi beruntungnya sosok Bu Popon (Wak-nya Ayong) merawat saya.

Saya yang sebenarnya tidak pernah kerokan, akhirnya dikerok, diambilkan pula air hangat. Dan setelah meminum air hangat, saya mengeluarkan muntahan cukup banyak. Bu Popon menyiapkan sebuah ember kecil untuk saya muntah.

"Masih pusing?" tanya Bu Popon saat saya selesai muntah.

"Masih Bu, badan saya terasa lemah." kata saya.

"Istirahat saja dulu, jangan dipaksaan pulang ke kost kalau masih terasa lemah." kata Bu Popon.

Perlahan saya berbicara pada Bu Popon hingga kondisi badan saya cukup kuat untuk pulang ke rumah kost baru saya. Saya minta izin pada Bu Popon. Saat jalan menuju rumah kost saya yang baru, jalan saya pelan, badan terasa dingin dan sampai di kost, sebelum tidur saya mengirim pesan kepada seseorang yang ingin saya kasih tahu keadaan saya. Saya seperti terkena vertigo, isi pesan saya yang saya kirim. Tidak ada balasan apa pun saya langsung tidur.

Pukul lima pagi saya bangun. Masih penasaran apa sebenarnya vertigo itu saya mencari beberapa informasi tentang vertigo. Cukup mengerikan bagi saya. Saya yang biasanya selalu baik-baik saja, tiba-tiba terserang penyakit seperti semalam. Di Internet saya membaca definisi apa vertigo itu, apa penyebabnya, bagaimana mengatasinya sampai makanan apa saja yang perlu dihindari. Dan makanan yang perlu dihindari ternyata adalah makanan-makanan yang sering saya konsumsi.

"Lah kok makanannya semua hal yang sering aku konsumsi yang dilarang?" kata saya sendiri ketika membaca.

Lalu apakah saya harus melakukan tindakan lebih lanjut?

Saya belum melakukan tindakan demikian. Bagi saya, saya harus menjaga keseimbangan tubuh saya. Harus menjaga daya stress saya dan istirahat saya yang memang beberapa waktu ini selalu tidak teratur dan bahkan sering kali kurang karena intensitas tidur saya hanya dua sampai tiga jam per hari karena lebih sering mengetik naskah-naskah atau kegiatan di luar rumah kost.

Sebagai orang yang tidak memiliki pekerjaan formal, tentu saja menjadi hal yang berbeda dengan orang lain bagaimana saya mengatasi keuangan saya. Tidak jarang saya mencari aktifitas tertentu untuk sewa kost, makan dan lain sebagainya. Yah, mungkin itu juga yang menekan kesehatan saya. Namun bagaimana pun juga, saya bersyukur setidaknya saya tahu, dengan kesendirian saya masih ada yang memperhatikan saya seperti halnya BuPopon yang memang sedari dulu sangat baik sama saya. Dan sekarang saya hanya perlu memaksimalkan tenaga, menyeimbangkan daya tahan tubuh untuk melakukan rutinitas yang harus saya lakukan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun