"Hidup ini indah."
"Indah?", tanyaku mendelik tak setuju.
Bukankah ketika kita masih diberikan kesempatan untuk bercengkerama di sini melepas kepenatan dan berbagi keluh kesah yang menggunung adalah sesuatu yang indah?
Aku membatu seperti batu, keras tak tersentuh.
"Belajarlah bersyukur atas apa yang kita miliki, belum tentu rumput tetangga lebih indah," suara merdunya mengalun di udara.
Dan aku pun mencair, menjadi air. Menyegarkan
Medan, 24 Januari 2021