Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cicak Juga Bisa Galau

17 Agustus 2019   16:01 Diperbarui: 17 Agustus 2019   16:05 146 1
Dua ekor cicak sedang PDKT. Mereka saling menggoda satu sama lain. Pakai kode yang berbeda pula. Yang satu memainkan ekornya. Sedang satunya hanya diam dan bersuara: "cekrek".

Cicak yang memainkan ekor maju secara perlahan. Sesekali dia berhenti. Lalu memainkan ekornya. Jalan lagi. Memainkan ekornya lagi.

Mungkin, dia pikir, itu akan terlihat seksi di mata calon pasagannya. Entahlah.

Toh cicak yang diam tadi masih saja mengeluarkan suara "cekrek". Yang semakin lama, semakin keras. Seakan-akan berteriak, "Kamu keren kok.. cepat ke sini. Aku kangeeen!".

Mendengar itu, semangat cicak yang memainkan ekor pun semakin menjadi. Semakin cepat pula ia berlari ke arah calon betinanya itu.

Sampai akhirnya.. Hup! Mereka bertemu.

Tapi, baru sebentar saja berjumpa, cicak yang menunggu tadi tiba-tiba lari. Pergi ke belakang rak buku. Meninggalkan cicak yang menghampirinya. Sendirian. Dengan wajah kebingungan.

Mungkin dia malu. Karena setiap adegannya itu saya perhatikan. Ya, mau bagaimana lagi. Mereka melakukannya persis di depan saya. Seakan-akan saya tidak dianggap di situ.

Atau mungkin, kode yang diberikan bukan untuk dia. Tapi untuk cicak yang lain. Entahlah, toh tidak ada cicak lainnya di sekitar situ.

Akhirnya, yang ditinggalkan pun menyerah. Dia tidak mengejar. Dia ngloyor ke arah yang berlawanan. Bersembunyi di balik ternit kamar saya yang bolong.

Sekarang, mereka saling menjauh.

Saya tunggu-tunggu, mereka tidak juga mau keluar. Mungkin masih ingin sendiri. Menenangkan pikiran masing-masing.

Yang ditinggal pastilah merana. Bingung. Mencoba mencari jawaban: apakah aku melakukan kesalahan?

Sedang yang meninggalkan bisa jadi juga merana. Siapa tahu dia punya alasan tersendiri. Siapa tahu.

Tapi.. Sssssttt..

Jangan bilang-bilang ke cicak yang ditinggalkan. Nanti dia malah berharap. Kan repot nantinya. Jadi susah move on.

Terlepas dari itu, keduanya sedang menderita.

Descartes pernah bilang: otak tidak akan mampu berpikir jernih kalau belum bisa mengendalikan keenam nafsunya. Salah satunya: cinta!

Itu saya dengar dari pengajian yang saya ikuti. Ngaji filsafat.

Lho, jangan salah. Tidak bisa fokus itu merepotkan. Bisa bikin menderita juga.

Coba bayangkan. Misal si cicak yang biasanya peka dengan lingkungan. Juga pintar bersembunyi. Tiba-tiba galau. Jadi kurang fokus. Lalu lewat di depan saya. Seakan saya ini benda mati buatnya.

Kan itu jadi kesempatan saya buat iseng. Bikin dia kaget. Terus, tanpa sadar, dia loncat dari tembok yang ia tempeli. Langsung autotomi. Kan jadi eman sama ekornya.

Hanya gara-gara kurang fokus. Akibat cinta tadi.

Mungkin benar kalau ada yang bilang: cinta itu rumit. Hanya kadang-kadang saja sederhana.

Itu pun baru seekor cicak. Bagaimana dengan manusia?

Ah, saya jadi ingat. Saya pun sedang begitu. (wend)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun