Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Industri Sepak Bola yang Serakah, Tak Ada Rating TV yang Seberharga Nyawa Manusia

2 Oktober 2022   19:25 Diperbarui: 2 Oktober 2022   19:51 1416 13
Entah apa yang terjadi di ruang redaksi olahraga Indosiar sejak Sabtu (1/10/2022) malam hingga Minggu (2/10/2022) menjelang siang. Ketika sejumlah media telah sejak dini mengabarkan Tragedi Kanjuruhan dan menyampaikan ungkapan duka cita mendalam, akun media sosial Indosiar tak kunjung update. Padahal stasiun TV inilah yang menyiarkan pertandingannya.

Baru menjelang Minggu siang, Indosiar mengunggah ungkapan duka cita atas peristiwa memilukan yang terjadi usai laga Arema vs Persebaya tersebut.

Menariknya, Indosiar segera membatasi interaksinya dengan netizen. Akun instagram @indosiar dan @sports.indosiar menutup kolom komentarnya hingga detik ini. Demikian pula akun twitter @indosiar sempat tak mengizinkan netizen membubuhkan tanggapan pada unggahan Tragedi Kanjuruhan.

Indosiar tampaknya menyadari sorotan tajam sedang diarahkan ke mereka. Sebab dari sekian banyak pihak yang dianggap punya andil atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan, stasiun TV penyiar langsung termasuk salah satunya.

Seperti diketahui, selama beberapa tahun terakhir Indosiar menyiarkan Liga 1 bersama O-Channel yang kini bernama Moji.

Walau ada lebih dari satu stasiun TV yang menyiarkan, kritik paling keras ditujukan kepada Indosiar. Alasannya beragam. Awalnya sejumlah pihak, terutama kelompok suporter hanya menyoroti cara atau kebiasaan host dan komentator yang dianggap mengganggu suasana siaran langsung. Kritik tentang kemunculan iklan yang terlalu sering dan besar dalam frame siaran langsung TV juga jadi catatan.

Terkini, para kelompok suporter mengkritik jadwal pertandingan malam hari yang dianggap  berisiko dan tidak ramah. Sejak beberapa waktu belakangan banyak laga penting memang digelar di atas pukul 20.00 WIB. Sejumlah pertandingan bahkan baru memulai kick off pukul 20.30 WIB.

Berkaca dari kejadian-kejadian buruk yang menimpa suporter pada malam hari, termasuk beberapa peristiwa kekerasan yang menewaskan suporter usai pertandingan, seruan untuk memajukan jadwal pertandingan pun dilontarkan.

Pertimbangannya pun masuk akal. Di antaranya ialah faktor keselamatan. Komunitas suporter memperingatkan bahwa kondisi stadion-stadion di Indonesia yang secara umum ala kadarnya dengan penerangan yang tidak terlalu baik meningkatkan risiko perburukan situasi jika terjadi kerusuhan. Pertandingan yang digelar terlalu malam juga mempersulit pengawasan dan pengendalian massa.

Permintaan dan peringatan itu telah dilontarkan berulang kali. Namun, tak ada respon positif dari otoritas sepakbola Indonesia. PSSI, PT LIB dan stasiun TV penyiar tetap menggelar sejumlah laga pada malam hari yang terlalu larut.

Begitu pula laga antara Arema vs Persebaya yang sempat dianjurkan oleh kepolisian untuk digelar pada sore hari, ternyata tetap digelar pada malam hari.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun