Jalanan itu seperti biasa, menghadirkan rasa tersendiri; bahkan hampir menjadi candu yang meminta untuk dipuaskan minimal satu minggu sekali. Layaknya pelukan Ibu yang menenangkan tangisanmu, ia membentang dan memanjang beserta lampu-lampu serupa tangan yang merangkul bahumu lewat cahayanya yang terkadang muram tak jarang terang. Kendaraan lalu-lalang, obrolan-obrolan, dan tawa berderaian, kauanggap angin lalu.
KEMBALI KE ARTIKEL