Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Dubes Inggris: Pemerintah Inggris Tidak Sejalan dengan Pikiran Benny Wenda

2 Mei 2013   03:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:16 704 3
Kegembiraan Benny Wenda yang baru saja memiliki sebuah kantor di pusat kota Oxford Inggris, mungkin tidak akan bertahan lama. Kantornya yang bernilai miliaran rupiah itu mungkin akan segera ditutup. Nasib Pemuda Papua yang kabur dari Lapas Abepura, Papua ke Inggris pada 2002 itu mungkin tidak lagi seindah mimpinya di kantor baru. Apalagi ia tidak sendirian, tetapi bersama istri dan enam anaknya. Pasalnya, dua hari lalu (Selasa, 30/4/2013) Gubernur Papua Lukas Enembe didampingi Ketua MRP Timotius Murib dan wakil Ketua DPR Papua Yunus Wonda melakukan pertemuan tertutup dengan Dubes Inggris untuk Indonesia Mark Canning di Jakarta. Salah satu materi pertemuan yang digelar di Hotel Oriental Mandarin Jakarta Pusat itu adalah membahas soal status Benny Wenda, lebih-lebih soal kaitan aktivitas Benny Wenda dengan organisasi Papua Merdeka (OPM) yang saat ini gencar dilaksanakan di Inggris. Menurut Lukas, ketika dirinya menanyakan persoalan politik dan status Benny Wenda di Inggris saat ini, Dubes Inggris tegas menjawab, bahwa Pemerintah Inggris tidak sejalan dengan apa yang dipikirkan oleh Benny Wenda, melainkan Pemerintah Inggris tetap berkomitmen untuk membangun Indonesia dan khususnya Papua. Inggris, lanjut Lukas, juga mempunyai keinginan yang sama untuk membangun Papua, baik dukungan secara moril maupun menanamkan investasinya di Papua. Namun pihak Inggris mengharapkan agar Papua tetap dalam keadaan aman dan damai, sehingga rakyat Papua bisa melaksanakan aktivitas pembangunan dengan lancar, termasuk pembangunan yang akan dilaksanakan investor dalam membangun Papua demi terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan rakyat itu sendiri. Ditegaskan, Pemerintah Inggris siap membantu pembangunan di Papua, dengan program-program yang akan diarahkan untuk peningkatan derajat kesejahteraan rakyat Papua. “Pihak Inggris mempunyai keinginan atau kemauan agar Papua harus lebih sejahtera dan aman. Mereka akan mau membantu program pembangunan di sana yang diperuntukan untuk pembangunan dari berbagai bidang di Papua,” imbuhnya. Pernyataan Dubes Inggris itu tentu bermakna sangat dalam. Dampak ikutannya juga tidak ringan. Jika benar Pemerintah Inggris menginginkan keadaan aman dan damai di Tanah Papua, maka akan menjadi kontradiktifjika Benny Wenda dan kelompoknya tetap dibiarkan leluasa berkeliling dari satu negara ke negara lain ‘mengkompori’ situasi Papua. Jika benar Inggris mengharapkan aktivitas pembangunan di Papua berlangsung lancar, maka mustahil hal itu berjalan tanpa partisipasi aktif kaum muda Papua yang selama ini menjadi korban propaganda hitam Benny Wenda. Para petinggi Papua di bawah pimpinan Gubernur Lukas Enembe telah mengambil langkah tepat. Pimpinan eksekutif, legislatif (DPRP) dan lembaga kulur (MRP) memiliki visi yang sama tentang kebangkiatan dan kemandirian Orang Papua. Visi itu tidak akan bisa terwujud kalau terus-menerus digerogoti ideologi-ideologi kepentingan sesaat dari para petualangan politik, baik dari dalam maupun dari luar Papua. Pak Lukas, teruslah berjuang, mengukir sejarah baru bagi Papua yang pada 1 Mei kemarin genap berusia 50 tahun berintegrasi dengan NKRI. Doa seluruh anak bangsa mengiringi langkahmu untuk membangun Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera. ***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun