Mohon tunggu...
KOMENTAR
Book

Jodohku Siapa Dirimu?

29 Januari 2023   08:40 Diperbarui: 29 Januari 2023   08:39 381 3
Resensi Buku

Judul buku: Jodohku Siapakah Dirimu?
Penulis: Wildan Fuady
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
ISBN:978+602-02-9028-7
Tebal: 192
Tahun Terbit: 2016

 "Jodohku Siapakah Dirimu?" Dari judulnya saja sudah membuat orang penasaran. Apalagi setelah melihat sub judulnya. "Memeluk erat sekelumit 'penantian' dan 'sebongkah' perjuangan agar meniti jalan cinta yang bahagia hingga sampai ke surga-Nya." Orang jadi  semakin penasaran.

Wildan Fuady  penulis buku "Jodohku siapa dirimu?" membuka bagian satu buku ini dengan sekelumit penantian. Dan dalam penantiannya itu ia berdoa, "Ya Allah, kami tahu kalau mencintai adalah fitrah manusia, tetapi izinkan kami mencintai seseorang yang mencintai-Mu agar kelak kami sama-sama bahagia di dunia dan akhirat-Mu."

Lalu ia menyapa pembaca dengan, "Assalamu 'alaikum, Cinta."
Cinta datang bukan untuk dihilangkan, sebab ia fitrah manusia. Namun ada dua hal yang berkaitan dengan cinta, ia bisa menjerumuskan pemiliknya atau mengubah masa depan pemiliknya lebih baik.(hal.4)

Namun, yang menjadi masalah adalah waktu dan tujuan yang tidak tepat itulah yang membahayakan. Kadang kala justru kedekatan kepada lawan jenis melahirkan pemberian cinta yang tak seharusnya. Akhirnya, remaja putri akan merasa diperhatikan dan remaja putra akan merasa ada seseorang yang menemaninya. Berlanjut hubungan yang melahirkan definisi baru, yaitu pacaran.

Peran orangtua, terutama bunda sangat dibutuhkan untuk membentengi anak remajanya melakukan aktivitas yang dilarang oleh agama. Sebab dampak kerusakan yang dihasilkan oleh 'pacaran' amatlah besar. Maka ini menjadi teguran untuk orang tua agar senantiasa memberikan perhatian lebih kepada anak remajanya supaya ia tidak membutuhkan perhatian lagi dari lawan jenisnya.

Ketika sampai pada pembahasan warna-warni cinta. Penulis menyelipkan kisah cinta yang datang bukan pada waktunya. Sehingga Cinta harus memilih. Menikah yang diridhoi Allah atau putus.

Ternyata musim semi tidak hanya ada di bumi tetapi juga di hati Dinda. (Salah satu tokoh antagonis dalam tulisan Wildan) Kata Dinda, hidup tanpa cinta itu bagai taman tak berbunga.

Lalu Wildan menulis... Dinda mungkin lupa bahwa taman berbunga akan dihinggapi oleh lebah. Lalu lebah menghisap madu pada bunga tersebut. Setelah itu lebah  meninggalkannya.

Pada bagian dua penulis membahas tentang 'Jomblo sampai sah. Sebelum membahas penulis mengawali tulisannya dengan kata-kata berikut: Kutahan rasa, demi dirimu kekasih sejatiku.

Kita tak perlu gundah saat jodoh belum juga datang. Sebab bisa jadi Allah merahasiakan sesuatu atas dirimu. Misalnya, Allah ingin agar engkau lebih memperbaiki diri, ingin menjodohkanmu dengan yang lebih baik makanya kamu diberi kesempatan memperbaiki diri sebelum menikah.(hal.40)

Pada bagian  tiga  membahas: Jodohku? Siapa sih dirimu?
Biarkan ini menjadi rahasia Dia. Dalam sekelumit penantian, kita akan belajar untuk pasrah kepada-Nya. Berharap takdir baik dari-Nya. Mengikhtiarkan segala rasa untuk memantaskan diri di hadapan-Nya.
Menanti untuk menuju gerbang pernikahan bukan hanya dengan duduk-duduk santai tanpa mempersiapkan tetapi cara terbaik saat menanti adalah terus berupaya meng-upgrade diri semakin hari semakin baik, mempersiapkan finansial, dan menggali ilmu-ilmu dalam keluarga di majelis-majelis ilmu.(hal.81)

Pada bagian empat penulis  menyampaikan 'Sebongkah  Perjuangan.

Seseorang yang sudah menikah, pahala dan keberkahannya semakin bertambah jika diarungi atas dasar agama. Mungkin ada yang mengatakan bahwa pernikahannya justru hancur, lantas menyalahkan katanya menikah itu indah dan berpahala, buktinya pernikahan saya hancur?

Jawabannya adalah bermacam-macam variasi. Misalnya, coba telaah bagaimana memproses menuju gerbang pernikahan, sudahkah sesuai dengan tuntunan dari-Nya? Ketika memilih pasangan, sudahkah kita memilih yang baik agamanya, lalu istikharah, dan melakukan diskusi dengan keluarga?

Pada bagian lima penulis  membahas Strategi Sukses Menjemput Jodoh. "Jika niat sudah terikrar karena Allah, tidak akan ada halangan yang bisa menghentikan seseorang untuk melakukan sesuatu. Niat karena Allah ialah motivator yang utama dan seharusnya menjadi satu-satunya motivator kehidupan kita. (Firmansyah Abdillah)
Bagian lima buku ini membahas: Cinta Jangan Cuman Dipikirin; Menjemput Ridha Allah dan Ridha Orang tua; Ikhtiar Tanpa Batas; Istikharah Cinta; Dalam sujud, Kuberikan Rasa Sepenuhnya; Semua Akan Indah pada Waktunya; Doa adalah Caraku untuk Memelukmu; Menjemput, Lalu Dipertemukan; Menunggu, Lalu Dipertemukan; Jodohku, Maunya Sih Dirimu.

Kekurangan buku ini adalah mungkin sulit menemukannya di toko buku karena terbitan lama (2016) atau toko bukunya sudah tutup. Sedangkan  kelebihan buku ini adalah penulisnya  masih muda dan sudah menikah tanpa pacaran sebelumnya. Bahasanya gaul dan renyah sehingga cocok untuk dikonsumsi oleh para remaja dan dewasa awal. Meskipun demikian orang tua perlu membacanya agar lebih memahami dunia cinta remaja saat ini dan semoga dapat mengantarkan mereka menemukan jodoh terbaik pilihan-Nya.  Aamiin Yaa Robbal'alamin

--Catatan Ma'e 68--

Bondowoso, 28-01-2023

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun