Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Bukti Kehidupan Etnis Tionghoa yang Telah Menyatu di Tangerang Sejak Lama

21 Juni 2021   11:45 Diperbarui: 21 Juni 2021   12:12 358 6
Sudah sejak lama Kota Tangerang memiliki kaitan erat dengan etnis Tionghoa. Salah satu pembuktiannya adalah keberadaan warga Cina Benteng yang senantiasa ada hingga kini.

Keberadaan mereka sebetulnya berawal dari penjelajahan Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Dimana ia sempat melintasi perairan Jawa dan mengutus anak buahnya bernama Tjen Tjie Lung untuk mendarat di Teluk Naga pada 1407.

Hal itu berdasarkan isi dari kitab sejarah Sunda yang berjudul Tina Layang Parahyang (catatan dari Parahyangan). Sementara itu, Teluk Naga sendiri, kini dikenal sebagai salah satu kecamatan dari wilayah Tangerang.

Dari situlah banyak rombongan Tjen Tjie Lung yang kemudian menetap. Dan bahkan tak sedikit dari mereka yang menikah dengan warga lokal.

Selain Teluk Naga, kawasan yang kerap dipadati warga Tionghoa di Tangerang adalah Pasar Lama. Terlihat dari adanya Kelenteng Boen Tek Bio yang telah berdiri sejak tahun 1684.

Pasar Lama tempo dulu pun hanya tampak seperti perkampungan biasa. Cuma persamaannya, sejak dulu warga Tionghoa yang menetap disana telah melakukan aktivitas perdagangan.

Hanya saja tidak ramai pelapak seperti muka Pasar Lama saat ini, mereka berdagang dari rumah saja. Pasar Lama juga menjadi pasar tradisional tertua dan kental akan akulturasi budaya.

Disamping Tionghoa, akulturasi budaya Betawi, Arab, dan Sunda tercipta dikawasan tersebut. Bukti lainnya keberadaan etnis Tionghoa di Kota Tangerang adalah berdirinya Museum Benteng Heritage.

Pasalnya bangunan itu adalah museum Tionghoa pertama dan satu-satunya di Indonesia. Museum ini juga merupakan hasil restorasi dan dibutuhkan waktu hampir dua tahun, sebelum akhirnya diresmikan.

Ada berbagai artefak dan barang kuno yang berkaitan dengan tanda keberadaan etnis Tionghoa di Indonesia. Termasuk cerita perjalanan warga Tionghoa di kawasan Tangerang sendiri.

Pengaruh Tionghoa lainnya di wilayah itu tampak pada rupa Masjid Kali Pasir. Dimana menara masjid menyerupai pagoda khas Tiongkok.

Hiasan pada kubah masjid pun dibuat menyerupai ornamen di Vihara. Menariknya lagi, Masjid Kali Pasir dibangun di tengah pemukiman warga Tionghoa.

Tentu ini mengisyaratkan bahwa adanya toleransi beragama yang kuat. Apalagi Masjid Kali Pasir sendiri telah dibangun sejak abad ke-16 dan menjadi yang tertua di kawasan Tangerang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun