Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Bisnis yang Menggiurkan

20 Februari 2014   18:44 Diperbarui: 4 April 2017   16:52 6123 0
Jika kita mendengar limbah, apa respon kita yang pertama? Mungkin menjijikkan, takut, ngeri, dan semacamnya.

Limbah adalah buangan (sisa) dari suatu proses produksi yang dihasilkan oleh pabrik (industri) atau rumah tangga. Dimana ada aktifitas produksi baik oleh aktifitas mesin ataupun aktifitas manusia, disitulah ada limbah.

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, (Sumber : wikipedia bahasa indonesia).

Berdasarkan peraturan / Regulasi yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup tentang Pengelolaan Limbah Bahan BerBahaya dan Beracun, maka LB3 harus dikelola dengan baik dan benar oleh pengelola yang telah memperoleh ijin dari Kementrian Lingkungan Hidup. Saya tidak masuk ke peraturannya. Saya ingin mengedukasi masyarakat bahwa limbah yang selama ini dianggap musuh, sekarang dapat dijadikan teman dan sumber pendapatan. di negara-negara maju seperti Eropa, Amerika dan Asia Timur, Limbah adalah bisnis yang sangat baik.

Berikut adalah limbah B3 yang umum ada di masyarakat tetapi nilainya cukup baik bila dijual, karena dapat di daur ulang menjadi produk baru atau dapat dimanfaatkan pengganti bahan bakar alternative, al :

1) Oli Bekas

Oli bekas sangat banyak kita temukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Oli bekas mesin motor, mobil, alat berat, mesin-mesin pabrik, dapat di olah kembali dengan cara penyulingan, sehingga mendapatkan bahan yang dapat dijadikan menjadi produk baru al : oli baru (ada beberapa jenis oli dipasaran yang terbuat dari bahan oli bekas, dan itu sama baiknya jika diolah dari minyak mentah seperti yang dihasilkan oleh perusahaan minyak pelumas yang sudah terkenal), oli bekas juga dapat diolah balik menjadi Bio Chemical oils (Bahan bakar untuk Diesel, Boiler, Alat berat, dll).

Harga oli bekas dipasaran sekarang berkisar Rp 2.000,- 3.000 per liter, tergantung kualitas dan tempat pengambilannya, itu artinya dlm satu drum oli bekas bisa di hargai antara Rp 400 ribu s/d Rp 600 ribu per drum.

Coba kita bayangkan berapa rupiah yang bisa dihasilkan dalam setiap bulannnya jika kita dapat mengumpulkan oli bekas dlm jumlah ratusan drum per bulan. ini adalah usaha yang sangat baik dan menggiurkan.

Adalah Tugas kita bersama untuk menjaga lingkungan agar bersih dan aman dari limbah bahan berbahaya dan beracun tersebut, apalagi jika terjadi banjir, itu dapat mencemari lingkungan dengan sangat cepat. Sering kita lihat oli dan minyak yang tumpah dilaut, langsung mencemari laut dan mematikan ikan-ikan yang ada.

Daripada kita membuangnya begitu saja, di samping melanggar undang-undang tentang lingkungan hidup, kita telah memperoleh penghasilan tambahan.

Jika Anda mempunyai informasi tentang oli bekas dapat diemail ke : arina_mandirikreatif@yahoo.com

2). Minyak Jelanta atau Minyak Goreng Bekas atau Used Cooking Oils.

Minyak jelanta, atau minyak goreng bekas adalah juga limbah yang harus kita kelola dengan baik dan benar. Minyak jelanta terlalu sering dibuang begitu saja ke got bersama dengan sampah dapur dan sampah rumah tangga. Padahal itu sangat berbahaya, karna disamping mengotori got dan kali yang tentunya dapat mendatangkan penyakit, lama kelamaan akan meresap ke tanah dan akan kita konsumsi kembali melalui air yang kita pakai.

Maka saya menghimbau agar setiap minyak jelantah atau minyak goreng bekas dapat dikumpulkan lalu setelah layak jumlahnya bisa dijual kepada pengumpul minyak jelanta.

Minyak jelanta, atau minyak goreng bekas dapat di daur ulang menjadi biodiesel, di Eropa dan Korea sangat pesat perkembangannya. Jika Minyak Goreng bekas ini bisa bernilai ekonomis kembali, mengapa kita harus membuangnya, terutama kepada pemilik restoran, cathering, industri makanan, dll.

Harga di pasaran sekarang berkisar antara Rp 3 Ribu- Rp 5 ribu per Kg, tergantung kualitasnya. coba kita bayangkan berapa byk cathering dan berapa byk minyak jelanta yang dihasilkan setiap harinya. Restoran dan industri makanan juga sama. Jadi ini peluang bisnis yang sangat menggiurkan bagi anda dan bagi penghasil Minyak jelanta itu sendiri.

Jika ada tertarik untuk informasi lebih lanjut, hub ; arina_mandirikreatif@yahoo.com

Pada umumnya masyarakat kita belum terlalu banyak mengetahui bisnis di kategori limbah, terutama limbah b3. Saya akan coba membagi informasi sebanyak yang bisa saya informasikan demi menjaga lingkungan yang aman dan ramah.

Bersambung....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun