Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Segala Hal tentang Kamu yang Saya Namakan Kenangan

9 Maret 2020   13:29 Diperbarui: 9 Maret 2020   18:49 246 38
saya namakan semua hal tentang kamu sebagai kenangan
di antara kenangan lain yang belum sempat saya rapikan
di dalam lemari pakaian. saya kesulitan memberi nama pada hal-hal yang lampau.
selain memberinya nama kenangan, kemudian menambahkan nomor urut di belakangnya
untuk saya pakai di hari-hari tertentu.

besok atau lusa saya berencana melipat beberapa kenangan 
dan menaruhnya di dalam kardus, lalu mengirimnya kepada orang-orang tanpa nama
atau menguburnya di taman kota yang sudah kehilangan warna.
kenangan memang lebih sering melampaui kesadaranku.

kelak saya tidak lagi memakai apa-apa,
dan tubuh saya adalah alamat keliru yang dituju kurir
juga bangku di taman yang menanti kedatangan orang-orang.

sesuatu terasa menjalari saya kalau memangku sepasang kekasih.
di sudut lain saya ingin menciptakan ruang  kepada siapa yang dirasuki kesepian
untuk mencicipi bangku yang saya rawat agar tetap hangat ini,
meski saya kerap menemukan kegagalan
dalam menghias diri di ujung maret.
kota luntur disentuh hujan, tiang lampu jalan sering tanpa nyala dan menepi.
saya nyaris tidak mampu menarik siapa pun untuk datang.

saya juga bermaksud menyimpan kenangan di dalam tanah dan memberinya inisial.
di lain waktu saya berkunjung membawa payung
dan kenangan tidak tertukar.

adapun saya tidak berinisal di pipimu kelak.
pabila kamu menemukan pelipur lain di bawah langit membentang,
misalnya di taman saat saya adalah bangku yang hendak menopangmu.

barangkali kenangan sudah tiba di rumah seseorang yang tidak kukenal.
saya harap kamu salah satu tamu yang mengunjunginya.
karena ia meletakkan kenangan saya di depan pintu
seperti karpet tua membersihkan kakimu dari masa lampau yang lain.

tapi malam ini kenangan saya tempatkan di sebelah jam beker
agar kamu bisa saya rasakan dengan jelas.

saya membayangkan kamu dengan gaun putih mengitari kota, namun sebagai senyuman bagi masa depan yang asing.
saya biarkan kota ini tetap luntur dan lampu-lampu tidak meneranginya. selain menepi.

dan kita tidak saling bertukar napas untuk menghangatkan.
saya menghirup sesuatu yang saya namakan kenangan. sendirian.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun