Massa aksi berkumpul, sambil salah satu di antara mereka terus menyuarakan tuntutan. Sebagian mengibarkan bendera merah putih, yang lain mengatur massa aksi. Arah pengeras suara dari atas mobil pik up tertuju di depan kantornya, sehingga suaranya begitu memekakkan telinga.
Setelah massa aksi memintanya keluar dari kantornya, ia pun bergegas menuju massa aksi. Ia tidak takut. Tidak bergeming sedikit pun. Di dampingi oleh sejumlah stafnya, ia mengayunkan langkah kakinya dengan penuh keyakinan. Dia tahu bahwa yang dihadapinya adalah masyarakatnya sendiri. Dia paham bahwa tuntutan massa aksi yang tak lain adalah masyarakat di desanya, merupakan hal yang wajar di alam demokrasi.
Ia datang menemui anak-anak muda yang berorasi yang menuntut kinerjanya. Sikapnya menunjukkan pemimpin yang benar-benar siap dengan segala resikonya. Meski demikian, dia menyayangkan sikap warganya yang terlalu cepat mengevaluasinya, sedangkan dia baru menjabat lima bulan lamanya.