Menjadi inspirasi,
Bukan sekedar narasi,
  Yang panas sesuai kondisi,
Lalu lenyap bersama,
  Kebengalan yang selalu dibalut alasan rasional.
Apalah yang mau dibanggakan,
  Memang setiap siapapun,
Pasti punya aib,
  Namun makanan kesukaan yang,
Banyak diminati oleh beberapa kalangan,
  Adalah daging saudara sendiri.
Sulitnya bukan main,
  Seolah yang satu telah menjadi inspirasi,
Untuk berbuat seperti itu.
  Gelombang bahaya yang melumat,
Banyak hal, tanpa disadari, tidak mau sadar, sengaja tak sadar.
  Benar-benar telah menjadi inspirasi,
Untuk tetap berkelanjutan dalam memakan, daging saudara sendiri.
  Tak tampak oleh mata,
Namun catatan terus mencatat.
  Memilih memperbaiki, jalan terjal, penuh kebencian, hujatan, cacian, juga tak menutup kemungkinan pemakanan daging.
  Zaman tak berubah, hanya pernak-pernik baru, yang beragam, sangat bermacam-macam.
  Sedikit banyak merenggut makna sejati dari "menjadi inspirasi".
  Bila,
Terbengkalai,
  Pada,
Suatu,
  Yang,
Sederhana,
  Lagi,
Fundamental.
  Maka, apa mungkin, apa mungkin?
Dengan yang lebih jauh lagi rumit,
  Akan kuat menghadang, lebur bersama, bersinergi?
  Pula khayalan yang berpindah-pindah, berubah-ubah sesuai keadaan.
  Yang pergi,
Bisa saja tak datang lagi.
  Terlalu menganggap 'tak mengapa' pada pemakluman yang sebenarnya pasti menemui penghujung---dan akhir dari menganggap biasa lagi tak mengapa.
  .
  Cls, Sabtu 11 Maret 2023, 11:40, halub