Bukan soal kebaruan terbit buku itu yang dikritik Valen, tapi isi buku itu sendiri yang menawarkan sebuah komunisme baru di tengah pandemi dianggap terlalu dini dan lemah. Walaupun dia seorang filsuf yang kreatif dan ada banyak tulisannya terkait Pandemi Covid-19 ini memberi wawasan segar aktual.
Menurut Valen Lumowa sebagai doktor filsafat secara linear strata 123 yang aktif menuangkan gagasan pikirannya di banyak media cetak maupun online (karena itu terjaring dan diklaim sebagai tunas baru dari para pemikir filsafati tou Minahasa oleh tokoh Kawanua senior, Max F. Wilar, penggemar tulisan sosial dan filsafat, sejak studi kependetaan di Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Jakarta, sebelumnya STT), lewat buku terbarunya itu, Zizek berhasil menguak ironi yang tersembunyi dalam selubung pandemi global ini. Namun, proses identifikasi ini sendiri berakhir ironi.
Valen melanjutkan bahwa penemuan yang tak terelakkan dalam tulisan filsuf ini merujuk pada gema komunisme "baru". Â Zizek mendesaknya sebagai salah satu alternatif jawaban terhadap rekonstruksi sosial di masa pandemi.Â