Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Pulpenku Sekarang Bambu, Golok, dan Pedang. Sekolahku Kini Lahan Tawuran

26 September 2012   02:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:41 165 0
Ki Hajar Dewantara, pendiri Pendidikan di Indonesia dengan tujuan supaya Bangsa Indonesia memiliki pendidikan sehingga tidak lagi sebagai bahan jajahan bangsa yang lain.

Muhamad Yamin, salah satu tokoh pendiri sumpah pemuda yang memberi semangat bagi para pemuda lainnya untuk mengikrarkan kesatuan pemuda dengan berpendidikan bukan dengan kekuatan fisik.

Hari Pendidikan Nasional sudah seabad lebih kita memperingati, berbagai cara metode dan cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia dengan tujuan agar tidak sia-sia para pejuang pendiri pendidikan berjuang mengembangkan kemajuan pndidikan di Indonesia. Sumpah Pemuda sudah memasuki 84 Tahun kita memperingatinya. Sudah berbagai cara juga kita memperingati agar semangat pemuda untuk bersatu mengembangkan negara ini semakin berkembang.

Namun sekarang, bagaimana pemuda bangsa kita sekarang??????

Rasa ingin berjuang dan berperang semakin menggelora di dalam diri Pemuda sekarang, namun sayang seribu sayang berperang yang dilakukan malah dengan "saudara"nya sendiri bukan dengan negara yang mau menjajah bangsa ini, bukan berperang dengan persoalan bangsa yang semakin rumit.

Dulu, para penemu pensil, pulpen dan buku bersusah payah menemukan dan menciptakan dengan tujuan untuk dipergunakan di dalam pendidikan, malah di gantikan dengan Bambu, Pedang, Golok, Samurai.

Dimana dulu, pelajar memperispakan buku dan pelajaran yang akan di bawa kesekolah dengan menggunakan tas, kini tas sekarang berisikan bom, pisau dan alat perang.

Dimana dulu, para pelajar dan pemuda berdiskusi mengenai pelajaran dan persoalan bangsa kini para pelajar dan pemuda berdiskusi mengenai bagaimana bisa membunuh dan menyerang lawan dimana tanpa mereka sadari lawan yang mereka maksud ialah saudara mereka sendiri.

Dimana dulu para pejuang memkirkan bagaimana "berperang" untuk mengusir musuh yaitu negera yang menjajah, sekarang memikirkan melawan suadara sendiri.

Persoalan yang sepele  berubah persoalan yang berujung maut. Dimana pola pikir para pemuda yang mana pemuda dikenal dengan inspirasi dan semangat yang segar?

Zaman semakin berkembang, kok pola pikir para pemuda semakin melorot tidak sesuai dengan zaman yang berkembang?

Orang bersusah payah membangun gedung sekolah yang semakin hari semakin rubuh, eh para "penghuni" sekolah malah pergi mencari "sekolah" baru di jalanan.

Kita mengakui sebagai orang berpendidikan kok malah menjadi orang yang berpikir kolot yang gampang terprovokasi?

Setia kawan bukan ikut berperang, tapi mengingatkan kawan untuk tidak berperang.

Tren zaman sekarang bagi pemuda, bagaimana meningkatkan kualitas sebagai pemuda yang berintelek bukan sebagai pemuda yang kren bila ikut berperang.

Tawuran bukan jalan untuk menyelesaikan masalah, malah menyebabkan masalah baru dan darah bercucuran.

Gunakan darah bercucuran demi memperjuangkan hal yang lebih berharga sebab darh itu dan nyawa itu berharga kok dijadikan sesuatu yang tidak berharga?

Mau dibawah kemana negara ini bila penerus bangsa ini berpikir kolot?

Bila hidup para pejuang kita yang dulu, maka mereka pun menangis melihat penerusnya saling serang.

Malah mereka pun menyesal mengorbankan nyawa mereka bila begini akibatnya.

Mari semangat saudaraku pemuda Indonesia.!

Mari Berpikir Positive, jangan mudah terprovokasi!

Kita berpendidikan, mari berpikir berpendidikan juga.!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun