Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Pita Hitam

15 April 2015   10:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:05 30 0
Keping 'Eskapis' memaksaku menoleh hingga leherku patah
:luka tanpa darah

Perempuan Maghrib menyuapkan lagi sesendok usia dari piring-piring hari yang dijalaninya
memeras payudara yang mengandung hanya airmata, menampungnya dalam gelas kosong berdebu

Rinduku adalah rumah laba-laba
yang jaringnya berbisa

Semula adalah kita,
namun diam-diam engkau mampu melepaskan diri
tak meninggalkan untukku -- meski hanya -- sepucuk peduli
Sedang batinku tak pernah mengerti,
mungkinkah pada suatu jaman yang lebih perih dari sekarang,
kau akan kembali?

: kepada Semesta, Nusantara, Tenggara..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun