Senja menjilat jendela kamar kosku, melumuri ranjang-ranjang debu di udara dengan cahaya keemasan. Di meja kecil, secangkir kopi dingin telah menemaniku seharian, tak tersentuh, menjadi saksi bisu kegalauan yang menggantung di ruang sempit ini. Kehidupan nyata, pikirku, tak semanis iklan kopi instant atau sedramatis film drama Korea. Di sini, pahitnya menempel di lidah, kegagalan berputar-putar seperti asap rokok.
KEMBALI KE ARTIKEL