Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Dua Hati di Persimpangan

5 Agustus 2021   15:05 Diperbarui: 5 Agustus 2021   15:14 81 12
Kita begini lagi.
Oleh lindung yang tak berarti.
Hasrat yang kian memaki.
Setapak bercabang dengan elegi.

Hatiku pendam ingin utara.
Namun selatan datang memberi tawa.
Atmosfer rasa terekam berbeda.
Petik gitar mengalun mengubah dunia.

Karena, setiap hati hanya ingin diterima.
Sebab lembar ketulusan dicari agar bahagia.


Dua orang berbeda di persimpangan.
Lampu jalanan benderang menertawai angan.
Aku tahu diriku bodoh tak berjawaban.
Dan aku tahu, seharusnya ku beri ketegasan.

Tiap detik akal dan hatiku diketuk palu.
Dingin malam memeluk tubuhku dengan pilu.
Utara dan selatan bagai cerah dan kelabu.
Mengabur harap dan palsu menjadi abu-abu.

Oleh diri dan jiwa yang ingin kulindungi.
Susah payahku ingin melepasnya pergi.
Aku tahu selama ini aku dibuai mimpi.
Sampai jumpa ku kata walau sakit sekali.

Desah asaku mengerang keras.
Mata itu bergetar memandangku cemas.
Ia datang dengan dingin yang menawar panas.
Memelukku. Menenangkanku menolak bias.

Karena, kitab cinta hanya dimiliki surga.
Sebesar apapun gelombang rasa, takdir bertemu tuk menggantinya.


Kami tersenyum. Malam telah berganti pagi.
Terima kasih tuk tak menyerah, hati.
Dan untukmu, yang dilepas dan pergi.
Terima kasih. Memberi kenangan tuk diari.

Sampai jumpa lagi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun