Bagi masyarakat marginal, judi Cap Jie Kia bagaikan minuman berenergi. Dibutuhkan disaat otak spanneng untuk merenggangkan pikiran kusut. Daya gempurnya melandai menyusup celah-celah kehidupan kaum proletar di karesidenan Surakarta. Judi Cap Jie Kia menjadi ajang setan-setan kecil pamer eksistensi dihadapan alim ulama kota bengawan. Ini ledekan kasar atau sindiran bagi kegagalan mereka dalam berdakwah.
KEMBALI KE ARTIKEL