Kami selalu hidup dalam pesta-pesta di gedung-gedung tinggi yang meng-angkuh langit. Meskipun hanya segelintir kecil dari koloni kami yang dapat berpesta, lalu sebagian lagi melata derita, tapi semua rela atau terpaksa rela aku sendiri tak tahu. Karena aku sama sekali tak mampu menyelami hati manusia.
Ada sekelompok kami yang siang hari paling mulia dengan baju sengaja dibuat derita. Saat malam merapat, sekelompok kami berubah berkaki empat, berbulu menjijikkan, moncong yang panjang. Hampir semua mirip tikus. Lalu sama-sama menggerogoti semua hasil usaha sekelompok lain yang rela atau entah rela.