Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Fabel: Sepasang Penguin dan Calon Bayinya

7 Januari 2021   14:23 Diperbarui: 7 Januari 2021   14:27 968 22
Sepasang Penguin dan Calon Bayinya

Oleh: Riami

Jon Koplo dan Ladys Cempluk adalah sepasang Penguin yang hidup di bumi selatan. Perkenalan Jon dan Ladys diawali ketika mereka menghabiskan musim dingin. Penguin yang memiliki ciri leher berbulu kuning ini hidup di pantai Antartika. Yang unik dari kedua penguin ini adalah kesetiaan dengan pasangannya.

Pantai Antartika yang luas dengan pasir dan batu-batu kecil menghampar dan Penguin setiap pagi di musim panas selalu berjemur di pinggir pantai. Tak kalah kedua pasangan penguin itu pun juga demikian. Jon dan Ladys pun berjemur di pantai itu.

Kedua pasangan ini memiliki dua telur yang sangat bagus. Bentuknya berkilau warnanya putih dan besarnya dua kali lipat telur ayam.

Jon dan Ladys amat menyayangi telurnya. Dibuatkanlah semacam goa buat dua telurnya. Jon sangat rajin mengumpulkan batu batu untuk melindung telur dari pasangannya Ladys. Suatu siang di musim panas Jon mengumpulkan batu kecil dan sedang yang begitu banyak. Dia berharap ketika Ladys mengerami telurnya nanti tak ada hewan yang mengganggu mereka berdua dalam proses pengeraman agar calon bayi penguin garis keturunannya tak punah.

"Ladys, tempat kita sudah lumayan aman. Jadi mulai nanti malam kau sudah bisa mengerami telur kita. Semoga nanti menjadi bayi penguin yang cantik atau tampan sepertiku. Kulitnya bersih sepertimu, paruhnya lucu, dan bulunya bagus seperti milikku," kata Jon suatu senja. Angin laut terasa hangat kering karena musim panas.

Mata Ladys berbinar-binar. Paruhnya yang lucu menciumi telinga Jon. Ia merasa bangga dengan pasangannya. Dimasukinya goa yang lumayan luas menurut ukuran seekor penguin. Tangannya menari, hatinya bahagia. "Wah tapi kalau malam bila tak kau jaga telur kita masih bisa dicuri penguin yang jahat. Yang menurut kabar sekarang banyak penguin yang tidak memiliki anak dan ingin mengambil telur penguin lain."

"Aku pasti menjaga calon anak kita sayang," kata Jon penuh kasih. Malam mulai merambat. Cahaya bulan hanya seiris lengkung, membuat suasana semakin remang. Ladys mengerami kedua telurnya penuh kasih. Tak terduga. Saat Jon tertidur pulas, tiba-tiba batu yang tersusun bergerak dengan keras. Batu-batu berjatuhan. Ladys sangat kaget dan berteriak. "Jon! Tolong aku dan anak kita! Apakah ada gempa?"

Jon melompat penuh kekagetan. Dilihatnya batu-batu menjatuhi pasangannya Ladys yang sedang mengerami kedua telurnya. Sekuat tenaga Ladys keluar dari goa. Tapi naas ia tak bisa menyelamatkan semua telurnya. Telurnya yang satu pecah terkena reruntuhan batu. Sudah tampak bentuk penguin meski belum utuh. Ladys menangis sejadi-jadinya. Dilihatnya telurnya remuk ada darah dalam serpihan telurnya. Hatinya terpukul. "Oh anakku!" Teriakannya hampir tak terdengar.

Di balik goa seekor penguin hitam tertawa lebar dan puas. "Hahaha hahaha aku suka kau kini merana kehilangan anakmu. Hahaha hahaha!" Penguin Hitam bernama Jhordi itu mengibas-ngibaskan sayapnya penuh kesombongan. "Sekarang kita sama. Sama-sama kehilangan telur. Telurku juga pecah karena dulu tertindih batu yang kau injak. Tapi sebenarnya aku tak ingin membunuh anakmu. Aku hanya ingin mengambilnya darimu!"

"Ha!" Ladys dan Jon terperangah. Telur tinggal satu yang dibawa Ladys pun direbut oleh penguin hitam. Jon sangat marah. Berkelailah kedua penguin jantan itu. Jon kalah tenaga. Jon tumbang. Karena beberapa hari tidak makan karena mengerami kedua telur penguin miliknya.

Tak terduga singa laut datang. Kedua Ladys penguin betina yang sudah lemah itu menjadi santapan singa laut. Kepala Jon pening. Darah pasangannya memerah di air pantai. Telur yang tinggal satu pun kegulung ombak. Sedangkan penguin hitam berlari saat singa laut datang. Jon menangis meratapi nasibnya di pinggir pantai. Senja meredup. Menjelang musim dingin ini Jon benar benar menggigil, karena harus kehilangan kedua calon bayinya dalam telurnya yang pecah, dan kelingan pasangannya secara tragis dalam cabikan singa laut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun