Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

Hope for the Wild: Suara Kita, Masa Depan Mereka

2 Oktober 2025   14:40 Diperbarui: 2 Oktober 2025   14:40 13 1
Bayangkan sejenak sebuah hutan tropis yang dulunya ramai oleh derap langkah gajah dan kicauan burung, kini berubah menjadi sunyi. Pohon-pohon besar ditebang, tanahnya gundul, dan udara terasa hampa. Atau bayangkan padang luas yang seharusnya dipenuhi kawanan gajah yang berjalan beriringan, kini kosong, digantikan oleh suara mesin dan deru kendaraan berat. Gambaran itu bukan lagi sekadar cerita fiksi atau peringatan dalam film dokumenter. Ia adalah kenyataan yang kita hadapi hari ini. Krisis kepunahan satwa liar sedang berlangsung dengan kecepatan yang menakutkan. Para ilmuwan menyebutnya sebagai sixth mass extinction, kepunahan massal keenam dalam sejarah bumi. Bedanya, kali ini penyebab utamanya bukan meteor atau bencana alam, melainkan manusia. Perburuan, kerusakan habitat, perubahan iklim, hingga perdagangan ilegal membuat ribuan spesies, termasuk gajah, hilang dari bumi hanya dalam hitungan dekade. Kehilangan gajah tidak hanya berarti berkurangnya keanekaragaman hayati, tetapi juga runtuhnya keseimbangan ekosistem yang menopang kehidupan manusia: udara bersih, air segar, tanah subur, hingga sumber pangan. Meski begitu, tidak semua kabar berakhir muram. Masih ada harapan. Di berbagai tempat, upaya konservasi membuahkan hasil, teknologi membuka jalan baru, dan suara masyarakat terus menguat. Harapan inilah yang menjadi alasan mengapa kita harus bersuara: speak for the species.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun