Sebagai anak tunggal yang sejak kecil bersama kedua orangtua merantau ke kota lainnya, tentu kampung halaman menjadi tempat yang dirindukan. Apalagi saat moment kumpul keluarga, seperti: saat hari raya, saat acara pernikahan salah satu keluarga, saat makan-makan bareng, dan saat bisa nyekar ke makam keluarga. Banyak hal yang sebenarnya saya rindukan di kota Palembang tercinta ini. Ingat bagaimana nenek saya yang selalu hafal makanan kesukaan tiap cucunya, termasuk saya. Saya yang suka makan paha ayam, akan selalu disimpan paha ayam hanya untuk saya agar tidak dimakan cucu lainnya. Yang lucu adalah saat kami melihat nenek yang masih memegang tradisi daerah, dan Sebagian orang menganggap itu musyrik, namun tidak semudah itu anak-anak nenek melarang begitu saja, tapi pelan-pelan sebelum nenek meninggal tradisi itu hilang dengan sendirinya.
Saya sebagai cucu bungsu saat itu ikut dengan sepupu lainnya untuk mengambil makanan sesajen yang nenek sajikan untuk arwah leluhur dan biasanya kami makan sambal tertawa riang tanpa rasa berdosa karena sudah menjahili nenek kami.
KEMBALI KE ARTIKEL