Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ramadan Pilihan

Ngabuburit Zaman Bocil

30 Maret 2023   15:30 Diperbarui: 30 Maret 2023   15:30 906 19
Masa kecil memang masa yang banyak dikenang. Terlebih saat bulan puasa seperti ini. Kenangan puasa di masa kecil tentu berbeda dengan anak kecil zaman sekarang. Coba bandingkan dengan anak atau keponakan Anda sendiri. Rasanya geregetan melihat kegiatan ngabuburit mereka yang begitu-begitu saja. Kurang terasa kegiatan bermain dan berpetualang yang seharusnya menjadi masa pengisi waktu anak-anak.

Dimulai dengan memasuki bulan Ramadan, satu hari sebelum malam tarawih biasanya kami akan berkumpul di masjid kampung lalu ikut pawai obor keliling kampung. Berderet peserta pawai melantunkan sholawat dan doa puja puji lainnya diiringi bunyi beduk yang ikut berkeliling di atas gerobak yang didorong bergantian.

Ada rombongan yang membawa obor, ada rombongan yang menabuh rebana, ada rombongan yang mengawal beduk, ada rombongan anak-anak perempuan , ada rombongan pengawal dari orang-orang dewasa, hingga bagian pengatur jalan, dan petugas kesehatan. Tentu saja ditambah dengan rombongan penggembira dari pihak keluarga atau anak yang masih kecil yang mengikuti dan mengawal peserta pawai dari yang jalan kaki, naik sepeda, dan naik sepeda motor yang membuat suasana pawai makin ramai dan meriah.

Biasanya satu masjid kampung akan didatangi oleh anak-anak yang tinggal di sekitarnya. Teman main rumah banyak juga yang menjadi teman sekolah sehingga keakraban sudah biasa terjalin. Paling akan terbagi dengan tingkatan usia saja, biasanya anak SD kelas satu sampai tiga masuk di kategori anak-anak kecil, lalu anak-anak di kelas empat hingga kelas enam membuat grup sendiri, dan grup anak yang sudah SMP.

Demikian selanjutnya saat puasa sudah berjalan. Anak-anak akan bermain dengan teman seusianya meskipun bisa saja dalam satu kesempatan bergabung bersama seperti saat bermain bola di lapangan kampung atau kemeriahan lain.

Pada tiap kelompok anak-anak tersebut kegiatan ngabuburitpun bisa berbeda. Jika anak-anak kecil ngabuburit sambil bermain di masjid dan sekitar rumah saja, anak yang sudah lebih besar biasanya bisa main sambil ngabuburit ke tempat yang lebih jauh. Minimal itu yang saya rasakan dengan teman-teman di masa itu.

Mulai kelas tiga SD saya bisa ngabuburit hingga ke desa dan kecamatan lain, mengeksplor tempat-tenpat yang sebelumnya tidak pernah kita datangi. Biasanya di sekolah kita sudah membuat rencana nanti sore akan ngabuburit kemana.

Sepulang sekolah biasanya disuruh istirahat dan tidur siang dulu. Lalu bangun menjelang sholat ashar kemudian bersama-sama sholat ashar di masjid dan pergi ngabuburit hingga menjelang maghrib.

Bahkan jika tempat yang direncanakan cukup jauh, biasanya dilakukan langsung sepulang sekolah dengan membawa kaos ganti di tas atau dilakukan di hari minggu saat libur atau mendekati lebaran yang biasanya jadwal sekolah pun sudah libur.

Tempat-tempat yang bisa kami datangi saat ngabuburit:

1. Sungai

Bermain di sungai saat puasa jadi kegiatan yang cukup menggoda karena teriknya matahari dan rasa haus yang mulai menyerang seakan berkurang jika berada di daerah adem, teduh, dan dingin di aliran sungai. Meski tidak selalu mandi, hanya sekadar duduk-duduk dan tiduran di batu-batu besar sambil mendengarkan kicau burung, desiran angin, dan percikan air sungai mengalir saja sudah terasa "nyes" di hati.

2. Sawah

Main di sawah adalah kegiatan yang juga menarik saat ngabuburit. Mencari ikan, belut, dan siput sawah di parit adalah aktivitas yang menyenangkan bersama teman-teman. Meski pakaian dijamin bakal kotor terkena lumpur tapi kenangan masa kecil pernah main di sawah tetap terpatri di dalam memori sepanjang masa.

3. Kebun

Lain lagi jika ngabuburit di kebun, hasil yang didapat selama ngabuburit bukan berupa ikan tapi hasil kebun bisa berupa buah-buahan ataupun sayuran dan palawija tergantung kebun mana. Caranya adalah membantu pemilik kebun saat panen. Jagung, kacang panjang, ketimun, terong, semangka adalah hasil ngabuburit di kebun yang pernah kami dapat.

Kebetulan kami juga kenal dengan pemilik kebunnya jadi mungkin saja mereka berbaik hati memberikan kami hasil panen dan membatunya ala kadarnya. Tapi kegiatan ini membuat kami mengerti bagaimana cara memanen hasil kebun tersebut seperti cara memetik agar buah tidak rusak, cara mengumpulkan dan menimbangnya di pinggir kebun untuk dibawa ke pasar atau pengepul besar.

4. Lapangan bola

Di pinggir kampung kami ada lapangan besar yang dijadikan tempat bermain bola. Letaknya dekat dengan persawahan. Tiap sore hari minggu biasanya digunakan oleh masyarakat sekitar untuk bermain bola. Tapi saat bulan puasa banyak juga yang nongkrong dan sekalian bermain bola. Tapi biasanya lapangan besar dipakai oleh orang dewasa atau remaja. Sedangkan kami anak-anak kecil bermain di lapangan kecil atau ya paling nonton pertandingan bola orang dewasa.

5. Jembatan

Ada dua jembatan di kampung kami dulu. Jembatan di atas sungai yang digunakan kendaraan untuk menyebrangi sungai dan jembatan layang di mana jembatan untuk kendaraan karena ada rel kereta api di bawahnya.

Jembatan sungai jadi tempat ngabuburit banyak orang. Saat sore sebagian mandi di sungai dengan melompat dari jembatan. Selain itu pinggir jembatan banyak digunakan pedagang buah-buahan dan aneka jajanan takjil untuk berbuka puasa saat bulan Ramadan. Bisa dibayangkan Betapa ramainya ibarat pasar dadakan yang diserbu warga saat ngabuburit.

Sedang jembatan layang sebenarnya tempat yang jarang digunakan untuk bermain tapi kami, anak-anak kampung punya tempat rahasia untuk bermain. Di kolong jembatan layang biasanya ada bangunan beton yang dibuat miring hingga ke dasar tanah dekat dengan rel kereta api.  Siang menjelang sore duduk di bawah situ sambil melihat kereta api yang lewat juga jadi kegiatan ngabuburit kami.

Ada sensasi tersendiri terkena getaran saat kereta api lewat dan akan jadi dua kali jika di atas jalan layang ada truk besar atau bus besar yang juga lewat. Getaran dari atas dan bawah  saat itu menjadi hiburan tersendiri bagi anak-anak kampung saat ngabuburit.


6.  Pasar

Pasar menjadi tempat ngabuburit yang asik saat bersama teman-teman karena banyak penjual mainan dan ada penyewaan gim di sana saat punya yang lebih. Beli mobil-mobilan, beli pistol-pistolan, dan main dingdong biasanya kami ke pasar.


7.  Masjid raya

Untuk ke masjid raya yang jaraknya jauh dari kampung kami harus menggunakan kendaraan. Bisa naik sepeda atau naik angkot terlebih dulu atau jika jumlah anak yang ikut lebih banyak dari jumlah sepeda hang ada bisa juga nebeng Mobil back sayur atau truk sedang jika para sopir tersebut berbaik hati. Ini jarang dilakukan tapi pernah juga saat di masjid raya ada pasar malam saat bulan puasa.


8.  Hutan

Main di hutan sambil ngabuburit juga kegiatan yang mengasyikan tapi konotasi hutan yang gelap dan seram membuat kami dilarang main ke hutan tanpa ada orang dewasa yang mengawasi.

Selain menikmati keteduhan saat panas terik melanda, di dalam hutan bisa melihat aneka tumbuhan dan hewan seperti kelinci, monyet, tupai, dan aneka burung.


Bagaimana dengan ngabuburit Anda zaman dulu? Ada yang punya cerita yang sama dengan penulis?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun