Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi: Demonstrasi dan Sendal Jepit

12 September 2022   21:20 Diperbarui: 12 September 2022   21:24 1375 45
Panas dari matahari
panas aspal jalanan
panas dari dalam hati
berhasil membakar hari ini.

Orang muda berserakan dalam padu di jalan-jalan protokol
tumpah ruah
menumpahkan amarah
menumpahkan idealisme.
Detak-detak jantung jadi reaktor
dan barisan yang dirapatkan jadi tungku pembakaran.

Bahan bakar utamanya adalah harga minyak
seperti bendera yang dikerek oleh upacara pagi.

Di depan adalah oligarki
sedangkan di belakang adalah rakyat jelata
setidaknya begitulah mereka melihat dunia.

Salah satu rakyat jelata jauh di belakang barisan
sedang duduk menangis tersedu-sedu.
Sebelah sandal jepitnya hilang entah di mana
pun peluit parkir yang tadinya tersampir di saku bajunya.

Dia kehilangan itu semua
saat massa yang beringas melewatinya.

Air matanya lalu jatuh sebagai gerimis
semakin lama semakin deras
hingga jadi hujan yang akan mendinginkan kepala semua orang.

Lihat
sandal jepit yang hilang
terombang-ambing di atas aliran air hujan
yang merambat di sisi jalanan.

Sayangnya
sang pemilik tangisan sudah tidak ada lagi di situ.
Dia meninggalkan sandal jepit yang sebelah lagi
sebagai hadiah
berharap keduanya ditemukan rakyat jelata lainnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun