Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Pendidikan dalam Suasana Merdeka

2 Mei 2024   09:34 Diperbarui: 2 Mei 2024   09:52 92 5
Pendidikan Dalam Suasana Merdeka

Hari Pendidikan Nasional tahun ini tetap mengusung suasana merdeka dengan mengambil tema : Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar.

Peringatan hardiknas setiap tanggal 2 Mei, sekaligus memperingati tokoh besar pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara dengan nama asli beliau Raden Suwardi Suryaningrat, yang meletakkan landasan pendidikan secara menyeluruh dengan yaitu semboyan Ing arso sung tulado, Ing Madya membangun karso, Tut wuri handayani. Slogan ini kemudian diambil sebagai salah kalimat dalam logo pendidikan yaitu Tut Wuri Handayani.

Kembali ke soal tema hardiknas tahun ini yaitu "Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar", mengingatkan dan mengajak  seluruh lapisan bangsa, utamanya para guru, peserta didik, pemerhati pendidikan, hingga masyarakat luas, untuk bahu membahu dalam mewujudkan transformasi pendidikan di Indonesia.

Merdeka Belajar adalah gerakan yang menitikberatkan pada kemandirian belajar peserta didik sesuai dengan pola belajar yang mereka biasa lakukan yaitu audio, visual, dan kinestik, serta memadukannya dalam pembelajaran

Dalam perkembangan situasi dan pergaulan masyarakat global yang begitu cepat utamanya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, ini sangat mempengaruhi tatanan kehidupan generasi muda atau siswa. Agar mereka tidak tercerabut dari nilai-nilai luhur bangsa, maka penanaman nilai Profil Pelajar Pancasila, secara eksplisit dimasukkan ke dalam muatan kurikulum berupa kegiatan intra kurikuler.

Pendekatan ini diharapkan mendorong peserta didik untuk aktif, kreatif, dan kritis dalam proses belajar mengajar. Hal ini sejalan dengan cita-cita Ki Hadjar Dewantara untuk menciptakan generasi bangsa yang cerdas, mandiri, dan berkarakter mulia.

Perubahan mendasar dan menyeluruh di kementerian pendidikan merupakan langkah berani di balik keterpurukan dunia pendidikan setelah bencana internasional berupa covid-19 melalui jargon merdeka yaitu Kurikulum Merdeka, Sekolah Merdeka, Merdeka Belajar, Merdeka Mengajar, Kampus Merdeka.

Secara substansi ini sangatlah bagus, namun secara implementasi sesuatu yang baru apalagi mendasar memang banyak tantangan. Sebagai contoh Kurikulum Merdeka. Nama memang berubah, tapi isinya tetap saja mengadopsi Kurikulum 2013.

Harapan kementerian, persekolahan terkhusus kalangan guru, diharapkan juga mau berubah secara mendasar terutama dalam pendekatan dan model pembelajaran, seperti pemberian masalah, bekerja kelompong, studi kasus ditanamkan, sehingga penggunaan IT dan Hight Thinking di kalangan siswa mulai bangkit.

Yang masih menjadi kendala di dikalangan guru adalah terlalu banyak aplikasi yang harus dikerjakan, sehingga mengganggu tugas pokok guru yaitu mengajar.

Kedepan diharapkan aplikasi yg dikerjakan guru hendaknya diminimalisasi berkaitan yang pokok saja. Sedang yg bersifat administratif itu dikerjakan oleh tenaga tata usaha yang ada di sekolah.

Demikian juga masalah akses dan perluasan pendidikan menjadi PR. Masih banyak sekolah disuruh melakukan pembelajaran berbasis on line, namun listrik saja belum masuk, apalagi jaringan telekomunikasi. Perluasan pendidikan agar harapan pendidikan untuk semua anak harus terus memdapat perhatian.

Terakhir soal kesejahteraan guru, mestinya ada kesetaraan antara daerah satu dengan daerah lainnya, sehingga tidak memunculkan kecemburuan dikalangan guru. Kebijakan yang bermaksud mensejahterakan guru tidak diperdebatkan, karena ini mempengaruhi opini yang beragam di masyarakat. Seolah guru yang paling mau dimanjakan soal penggajian dan penghargaan, padahal ditempat lain TPP lancar-lancar saja.

Selamat hari Pendidikan Nasional. Semoga kedepan pendidikan di Indonesia bertambah baik.



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun