Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Jarimu Harimaumu, Hentikan Hoaks Memperkeruh Keadaan di Papua

13 Maret 2022   20:57 Diperbarui: 13 Maret 2022   20:57 166 0
Di tengah arus teknologi dan informasi, setiap informasi bisa saja direkayasa untuk kepentingan tertentu. Derasnya arus tersebut menyebabkan orang-orang yang membacanya terpancing emosi dan berpikir pendek melakukan hal-hal yang merugikan.

Seperti yang terjadi di Distrik Sinak, Kab. Puncak, Papua yang baru-baru ini melakukan tindakan penyebaran berita bohong alias hoaks. Belakangan diketahui bahwa pelaku adalah salah satu tenaga pengajar di Sinak, menyebar berita bohong bahwa seorang siswa Sekolah Dasar (SD) tewas dianiaya oleh seorang prajurit Tentara Negara Indonesia (TNI).

DM, begitu inisialnya sengaja melakukan penyebaran berita bohong (hoaks) ke dalam grup aplikasi chatting WhatsApp KMPP (Komunitas Mahasiswa dan Pelajar Puncak). Komunitas ini beranggotakan alumni Mahasiswa yang berkuliah di Jayapura dan saat ini tersebar di seluruh tanah Papua, sedangkan DM berada di Sinak.

Hoaks tersebut diperparah dengan penjelasan yang juga bohong. Pelaku DM hanya mengirimkan foto pembakaran di grup Whatshapp (WA). Namun dengan narasi yang tersebar di media sosial kemudian seolah jenazah yang dibakar adalah korban penganiayaan oknum TNI.

Padahal gambar itu aslinya merupakan upacara pembakaran jenazah yang memang menjadi adat-istiadat warga setempat. Namun gambar itu diubah oleh pelaku dengan menyebar berita bohong soal bocah SD tewas dianiaya oknum TNI. Tentu, tindakan DM ini sangat beresiko dan riskan menimbulkan konflik horozontal antara aparat keamanan dan warga sipil.

DM dengan mudah merekaya narasi gambar atau video dengan teks yang tidak sesuai dengan kenyataan. Dia tanpa menyadari kalau perilakunya tersebut bisa memperburuk keadaan di Papua. Apalagi Kelompok Separatis Bersenjata di Papua keberadaannya sangat membahayakan warga sipil yang tidak berdosa.

Papua adalah aset Indonesia. Mutiara Ibu Pertiwi. Jelas konflik sosial akibat pentolan separatis yang hendak memisahkan diri dari wilayah NKRI harus ditumpas. Jangan beri mereka kesempatan membenarkan tindakan separatismenya. Berita palsu yang dikreasikan oleh DM bisa memantik dan membenarkan tindakan kelompok separatismenya tersebut.

Aliansi Mahasiswa Milenial Indonesia (AMMI) menuntut agar DM diberikan sanksi tegas dan jera atas perilakunya tersebut. Tindakan bodoh yang dapat menganca keutuhan NKRI. Apalagi hal itu terjadi di Papua yang mana pemerintah tengah giat mengupayakan kondusifitas dan keamanan di Papua.

Selain itu bukti empirik menegaskan bahwa pemerintah serius membangun Papua dengan menyediakan bermacam infrastruktur. Baik sarana umum berupa jalan protokol dan pendidikan dibangun di berbagai pedalaman Papua. Kini pemerintah membangun Indonesia bukan berdasarkan Jawa Sentris, tapi hingga ke pulau Papua.

Papua sukses menggelar Pekan Olahraga Nasional (PON) dan Papernas tahun lalu. Hal itu membuktikan bahwa Papua bisa bersaing di berbagai bidang termasuk olahraga. Di bidang pendidikan, Papua siap menyambut kampus bertaraf internasional dengan fasilitas riset kelas dunia.

Sebab itu, jangan usik Papua dengan ide yang membahayakan seperti membuat berita bohong. Papua hendak bersaing dan menyambut peradaban dengan daerah-daerah lain. Jangan gerakan jarimu jika itu hanya untuk menyebar hoaks karena sudah berapa banyak negara hancur lebur akibat kebohongan yang didesign.

Termasuk kebohongan yang dibuat di media sosial yang akan menghancurkan keindahan keragaman di tanah air kita. Jarimu harimaumu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun