Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Perang "Palsu" Arab-Israel 1948 di Palestina (2)

13 Mei 2021   17:39 Diperbarui: 13 Mei 2021   17:41 124 1
Walaupun Liga Arab sudah memutuskan bahwa negara-negara Arab mengirimkan pasukannya ke Palestina, namun keputusan itu hanya untuk meninabobokan rakyat Arab yang terus menekankan pemerintahnya yang diam. Bahkan kepergian prajuritnya ke Perang Arab-Israel memang "didesain" untuk dikorbankan bukan untuk sebagai pemenang.

Ilan Pappe dalam bukunya The Ethnic Cleansing of Palestine mencatat beberapa kejanggalan pertempuran. Mesir baru mengambil keputusan mengirimkan tentaranya pada detik terakhir. Yaitu, hanya dua hari sebelum pencabutan mandat. Jumlah pasukannya lebih banyak para relawan Ikhwanul Muslimin (IM) yang baru saja dibebaskan dari penjara.

IM menganggap bahwa  Palestina sebagai medan pertempuran krusial dalam perjuangan melawan imperialisme Eropa. Walaupun relawan IM tidak memiliki pendidikan militer, namun semangatnya tak menghalangi mereka untuk membela rakyat Palestina.

Persenjataan yang dibawa oleh pasukan Mesir, merupakan senjata rongsokan. Mereka telah menggunakan persenjataan yang kadaluarsa yang berarti tidak lagi mendapatkan amunisi untuk persenjataan yang kuno dan sering rusak. Bahkan persediaan persenjataan di beberapa negara Arab sudah tidak ada lagi. Pesawat tempur Mesir hanya hadir beberapa kali saja, kemudian menghilang tak menyerang lagi.

Inggris dan Perancis menopang penuh Yahudi. Caranya, mengembargo seluruh persenjataan untuk negara-negara Arab yang berperang membantu Palestina. Pada sisi lain, Yahudi mendapatkan persenjataan dari Uni Soviet.

Pasukan Irak terbentuk paling akhir. Beranggotakan kurang dari seribu personil. Mereka diperintahkan oleh  pemerintahnya untuk menerima panduan dari Yordania. Yakni, tidak menyerang negara Yahudi, tetapi hanya menjaga wilayah yang dialokasikan untuk raja Abdullah, yaitu Tepi Barat.

Pasukan Syiria berbaris di sepanjang jalan Damaskus-Tiberias dan terlibat pertempuran di beberapa perkampungan. Mereka hanya berhasil menduduki satu perkampungan saja hingga hari pertama gencatan senjata. Pasukan Syiria tidak menunjukkan semangat melakukan serangan saat mereka diserang dan diusir dari Palestina.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun