Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Dimarahin Setan?? (BalChen)

2 April 2011   05:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:12 81 4
cerita sebelumnya dari Mbak Lina di sini

setelah kejadian jeni "ditangkap setan", anak-anak chentingsari ini kembali melanjutkan perjalanan malam itu untuk kembali ke rumah. karena sudah malam, dan dalam keadaan panik, mereka semakin jauh tersesat ke tengah kuburan yang cukup luas itu.

perlahan isak tangis jeni kembali memecah keheningan, juga seseguk'an hendra setia menemani tangis jeni. gugun sebagai boss tidak ingin terlihat cengeng dan takut, walaupun dalam hati dia sudah sangat amat ketakutan. kalau tidak mengingat rasa malu, pastilah dia juga sudah ikutan menangis.

"gun, iki dalane ngendi meneh? kok ket mau muter-muter kuburan terus?" Ngashim membuka omongan dengan masih nempel di ketek nya gugun

"mbuh sih...aku yo ra donk. soale dalane ra kethok....gelap banget..." gugun menjawab

"coba nggowo senter opo semacam benda sing iso menyinari hati, eh, menyinari kegelapan ini" Pariyem menambahkan dengan sok puitis.

tiba-tiba dengan santainya unyil nyeletuk,

"oh, senter toh? kok ra ngomong ket mau? kan aku bawa senter? iki...." unyil menyambung dengan polosnya sambil menyerahkan senter ke gugun.

mengetahui unyil sedari tadi membawa senter tetapi tidak mengeluarkannya, pariyem dan pandawa mencak-mencak memarahi unyil.

"UNYILLLLLL!!!!!! kok yo ra ngomong ket mau nek nggowo senter!!!! iki ket mau wis jumpalitan kesandung kidjing. donk ra e????" kata pandawa serentak memarahi unyil

" salahe ra takon ket mau..." jawab unyil santai dan cuek

" wis....wis...sak iki nggolek dalan mulih. kan dah ada senternya tuh.." sigit menengahi pertikaian malam itu di tengah pekuburan.

tiba-tiba saat akan mencapai jalan desa, hendra melihat sesuatu yang bercahaya dan berjalan!!! seperti api yang terbang. semakin lama semakin mendekati mereka. serta merta hendra berteriak dan diikuti jeni,

"ada syaitonnirrojiiimmm!!! eh, salah....syaiton apiiiiii...!!!" Hendra berteriak mengagetkan semuanya

"geni ne mabur mlayu nang suket ijo....eh, geni ne mabur dewe!!!" jeni ikutan salah ngomong gara-gara Hendra yang langsung memeluk hendra dan ndodok di tengah jalan sambil komat kamit sendiri.

pandawa lainnya serta unyil dan pariyem sempat bengong melihat reaksi hendra dan jeni, tetapi sesaat kemudian mereka pun lari bersama-sama.

"SETAN APIIIIIII............!!!! Tuluuuuuuuuungggggg!!!!" teriak mereka semua bersamaan sambil berlarian

sementara si "setan api" yang dimaksud malah celingak celinguk bingung. antara takut dan bingung. setelah di pikir-pikir lagi, akhirnya barulah si "setan api" sadar kalau yang dibilang "setan api" adalah dirinya, si penjual nasi goreng keliling. karena di gerobaknya menggunakan lampu semprong yang sudah redup nyala nya.

setelah sadar, akhirnya si penjual nasi goreng bales meneriaki para pandawa, unyil dan pariyem,

"dasar kampret!!!! anak-anak gak sopan!!! orang jualan dibilang setan!!!" teriak si penjual

"wah, setane iso ngamuk lan misuh jebule..ampuh tenan setan sak iki" celetuk gugun sambil tersu berlari menuju desa yang sudah tampak di ujung jalan

Baca Kisah Lainnya di Balada Chentingsari

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun