Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Refleksi Tauhid dalam Takdir Manusia

10 September 2025   17:32 Diperbarui: 10 September 2025   17:40 57 0
Segala hal dalam hidup ini ada dalam kuasa Allah, termasuk apa yg kita harapkan. Jika kita telaah secara teologis, lingkup KUASA atau QudratNya memiliki beberapa level yg saling terkait.
Kita akan membahas tiga posisi takdir manusia dalam sifat Qudrat (kuasa) Allah.
1. Shuluhi (Kepantasan)
2. Tanjizi (Pelaksanaan / Operasional)
3. Qobdhoh (Genggam /Kendali)

Posisi sesuatu yg masih kita "semoga"kan tepatnya ada dalam "Shuluhi" (Kepantasan).

Jadi pantas saja kita mendapatkan apa yang kita harapkan. Tinggal menunggu apakah posisi tersebut bergerak ke level "Tanjizi" (pelaksanaan dan operasional) atau tetap berada dalam genggam kuasa suluhiNya.

Sedangkan untuk hal-hal operasional berupa takdir yang kita jalani saat ini, berada dalam kuasa Allah, tepatnya posisi Qobdhoh (genggam dan kendali QudratNya). Bisa tetap berada dalam Qobdhoh tersebut, atau dilepas dan beralih ke keadaan yang berbeda.

Itulah sebab kenapa kita tidak boleh congkak dan meninggi, sebab segala kebahagiaan dan kenikmatan ada di posisi Qobdhoh (dalam genggam dan kendali Qudrat Allah). Dan tidak boleh frustrasi, sebab segala duka dan luka bukan hal paten yang tidak bisa direvisi, tapi Qudrat Allah menggenggam dan memegang kendali. Semua bisa berubah ke keadaan yang berbeda, jatuh bangun gugur bersemi, atau sebaliknya.

Nabi mengajarkan bagaimana agar kenikmatan yang telah kita terima tetap dalam posisi Qobdhoh, ada dalam genggam dan kendali kuasa yg telah Allah anugerahkan kepada kita.
"Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari hilangnya kenikmatanMu, beralihnya kesejahteraanMu, dari mendadaknya hukumanMu, dan segala kemurkaanMu"

Sementara bagaimana agar hal-hal berat dalam hidup dapat terlepas dari Qobdhoh KuasaNya yang berlaku dalam takdir hidup kita, Nabi juga mengajarkan doa surat Duha "Ya Allah jika rejekiku tertahan di langit maka turunkanlah, jika terkubur di bumi maka keluarkanlah, jika sulit mudahkanlah, dan seterusnya.

Manusia dalam hidup hingga matinya terus berada dalam kuasa TuhanNya. Maka menjadi hal lazim dan niscaya untuk terus tersambung dengan Allah. Sebab dalam menjalani hidup ini kita perlu petunjuk dan suplai nikmat serta kekuatan tiada henti bahkan hingga mati.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun