Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Renungan Sore di Kota Tua

1 November 2023   08:09 Diperbarui: 1 November 2023   08:18 102 3

Mukhlis, S.Pd.,M.Pd

Cobalah menulis secara sederhana! Sesederhana pikiranmu dalam meramu pengetahuan logika dan pengetahuan emosional. Dalam konteks semantik bahasa sederhana sangat mudah dipahami secara sistematis.  Di negeri berkembang seperti ini, logika  berpikir sederhana  masih bertaburan dalam berbagai disiplin ilmu.  Kenapa hal itu masih ngetren di bumi yang  kemajuannya bak siput berjalan.  Tak lain dan tak bukan, karena sumberdaya manusia Indonesia masih berada pada taraf terendah dibandingkan bangsa-  bangsa lain di dunia.  Daya baca negeri gemahrifah lhoh jenawi  berada pada posisi buncit.  Hal ini jika mau merunut pada berbagai hasil survei lembaga- lembaga yang terakreditasi dunia.

Tak perlu melawan hasil penelitian orang tentang kemajuan SDM kita,  namun mari merunduk dan melihat fenomena budaya bangsa kita yang lebih bersifat konsumtif terhadap barang - barang berteknologi tinggi produk negara maju. Tentunya barang- barang berteknologi tingggi yang dihasilkan negara maju bukannya turun seketika dari langit seperti hujan bulan Desember.

Penulis merasa basi untuk menghadirkan contoh tentang kemajuan negeri orang di hadapan pembaca.  Namun,  satu yang perlu dijadikan renungan bahwa semua pengetahuan yang menghasilkan teknologi kemajuan suatu bangsa didapat dari MEMBACA.  Juga tak perlu berpanjang lebar mengulas tentang budaya baca yang ada di masyarakat Indonesia.

Suatu sore, di Kota Juang Kabupaten Bireuen.  Kota yang dikenal sebagai Ibukota Negara Indonesia tercepat di dunia.  Penulis tak sengajaR melewati jalan protokol kebanggaan masyarakat di daerah itu.  Jalanan begitu padat,  tidak seperti biasa.  Mobil -mobil merayap dan meraung,  pejalan kaki mencari ruas- ruas kosong untuk memasukkan telapak kaki mengikuti tujuan masing -masing.  
Motor - motor berdiri kaku berubah menjadi show room jalanan. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun