Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Merawat Ingatan Kolektif Sejarah untuk Perkuat Jati Diri Bangsa

19 September 2020   15:15 Diperbarui: 19 September 2020   16:27 116 3
"Untuk menghancurkan sebuah bangsa tidak perlu dengan membombardirnya, cukup hilangkan ingatan mereka tentang sejarahnya." Sekiranya benar ungkapan tersebut. Sebab, Bangsa yang tidak mengenal sejarahnya ibarat seseorang kehilangan memorinya, ia akan menjadi pikun, dan tentu akan lupa dengan identitas dan kepribadiannya, lupa bahkan tidak tau darimana ia berasal, terkikis jatidirinya, serta gagal menjadi manusia yang berkarakter dan berbudaya. Kalau sudah demikian, tentu kehancuran tinggal menunggu waktunya.

Belakangan ini, beredar draf sosialisasi tentang penyederhanaan kurikulum dan asesmen nasional. Hal tersebut menghebohkan para sejarawan dan pegiat sejarah, pasalnya Kemendibud hendak menempatkan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran pilihan di sekolah menengah atas, bahkan rencananya pelajaran sejarah di sekolah menengah kejuruan akan dihilangkan.

Bagaimana tidak mengherankan? Saat ini kita berhadapan dengan gempuran arus globalisasi yang begitu dahsyat dan sulit untuk kita bendung, sementara mata Pelajaran Sejarah yang dianggap sebagai media paling ampuh untuk memperkuat jati diri bangsa sekaligus benteng dari peradaban terancam hilang.

Rencana Kemendikbud menempatkan mata pelajaran sejarah sebagai mata pelajaran pilihan adalah hal yang sembrono. Semestinya belajar sejarah bukanlah sebuah pilihan, tapi suatu keharusan.

Bung karno sendiri, selaku founding father bangsa ini juga pernah mewanti-wanti kita untuk tidak amnesia terhadap sejarah dengan jargonnya yang khas; "Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah", hal tersebut sekiranya cukup menjadi bahan untuk kita berkontemplasi, bahwa merawat ingatan kolektif tentang sejarah bangsa adalah hal musti dipertahankan secara turun temurun.

"Sejarah membuat manusia lebih berbudaya dan bijaksana. bukan sebaliknya untuk memupuk prasangka dan kecurigaan, atau memproduksi dendam dan sikap negatif bagi generasi selanjutnya. Dengan memandangnya sebagai humaniora, maka 'proses sejarah' merupakan sesuatu yang membawa keberkahan bagi diri kita." (Gus dur)

Dari situ semakin jelas, bahwa mempelajari sejarah adalah upaya yang harus dijaga terus menerus di setiap generasi mendatang guna terbentuknya sebuah peradaban manusia yang lebih arif dan bijaksana.

Pelajaran sejarah juga merupakan salah satu jalan keluar dari hiruk pikuk kepentintingan-kepentingan yang kian memperkeruh kondisi bangsa ini.

Kajian sejarah adalah sebuah intepretasi-intepretasi atas kejadian masa lalu yang dinarasikan kembali pada masa kini. Kejadian tersebut merupakan serangkaian utuh dari masa yang sangat panjang dan tak jarang pelik guna mencapai kedewasaaan serta kematangan dimasa kini dan mendatang.

Sehingga, sangatlah penting mempelajari sejarah, sehingga kita bisa mengetahui kekuatan-kekuatan penggerak sejarah agar kita tak luput dan gagap dalam memahami serangkaian panjang sebuah peristiwa penting.

Mari bermawas diri, selamatkan generasi dari gempuran budaya asing yang berpotensi mengikis jati diri bangsa kita dengan tetap senantiasa menjaga dan merawat ingatan tentang sejarah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun