Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Biar Syurga yang Bicara

23 September 2011   03:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 122 1

Hanya ada sinis setiap kali kupandang tatapan mereka. Meski aku selalu menebar senyum lebar pada mereka, tapi itu tak mengurangi sedikit pun tatapan sinisnya. Sebelumnya, aku tak pernah marah dengan perilaku mereka. Aku selalu berprasangka baik pada semua orang. Sinisme yang ditebar padaku justru menjadi kebanggaan untukku, dan seharusnya pula emak, yang melahirkanku. “Aku tampan dan pintar dan banyak penggemar sehingga banyak orang yang iri padaku,” ujarku setiap kali memandang tatapan sinis itu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun