Ruang guru sore itu diselimuti cahaya temaram yang masuk dari jendela besar di sisi timur. Tirai berayun pelan tertiup angin, mengangkat aroma kapur basah dan kopi sachet yang menyatu dalam udara. Di meja paling ujung, Yani menatap layar laptopnya dengan tatapan berat. Di depannya, tabel nilai terbuka lebar, seperti lembar takdir yang menunggu diteken.
KEMBALI KE ARTIKEL