Tahun 1840, para petani di Chicago, America, mengalami masa sulit karena masalah pemasaran biji-bijian sejenis palawija, gandum, jagung, dan kedelai (grain), padahal grain sendiri adalah makanan pokok masyarakat di America. Menjelang masa tanan, harga grain sangat tinggi, karena permintaan banyak dan stok sedikit. Sebaliknya, pada masa tanam, harga grain turun karena permintaan sedikit dan stok banyak. Mereka menjual grain pada saat musim panen, karena tidak mempunyai tempat penyimpanan. Selain itu, masalah distribusi (terkait transportasi) juga mempengaruhi kebutuhan untuk produksi maupun pemasaran jarak jauh, sehingga stok kembali sedikit namun permintaan banyak.
KEMBALI KE ARTIKEL